Teknologi

Transformasi Digital, Nobody Left Behind

  •   resa septy
  •   16 Januari 2021
  •   4:36am
  •   Teknologi
  •   698 kali dilihat

SAMARINDA – Dirjen Aplikasi Informatika (APTIKA) Kementerian Kominfo, Samuel A. Pangerapan dalam sambutannya mengatakan masih banyak kesalahpahaman masyarakat dalam mengartikan sebuah transformasi digital.

Menurutnya, transformasi digital ialah bagaimana kita selaku pengguna dapat memasukkan ruang digital menjadi bagian daripada realitas secara seimbang dan bukan untuk menggantikanya.

Hal tersebut dikatakan secara virtual pada acara Siberkreasi Hangout Online “Dampak Teknologi terhadap Perkembangan Otak pada Anak”, Sabtu (16/01/2021).

Dalam paparanya, Samuel menyampaikan transformasi di Indonesia sudah dimulai semenjak masyarakat mengadopsi teknologi internet sebagai layanan publik di tahun 1996. Kemudian, di tahun 2008 Negara mengakui keberadaan ruang digital dengan disahkannya Undang-Undang ITE, dimana aktivitas di ruang digital itu sama sahnya dengan aktivitas di ruang fisik.

Kemudian datangnya pandemic Covid-19 ini dinilai berdampak bagi masyarakat dalam mempercepat transformasi digital. Guna percepatan transformasi digital tersebut dapat dilakukan sesuai arahan dari Presien RI, Jokowi Dodo.

 “Sesuai intruksi yang disampaikan Presiden RI, ada 5 (lima) intruksi dalam percepatan transformasi digital. Diantaranya perluasan akses dan peningkatan infrastruktur digital, roadmap transformasi digital di sektor-sektor strategis, percepatan integrasi Pusat Data Nasional, persiapan kebutuhan SDM talenta digital dan regulasi skema pendanaan serta pembiayaan transformasi digital,” jelas Samuel.

Mengacu dari kelima intruksi tersebut,lanjut Samuel berasumsi bahwa hal terpenting yang dilakukan ialah bagaimana proses meliterasi dan mempersiapkan masyarakat. Dalam pemaparannya ia menginformasikan bahwa saat ini sudah ada 196.714.070 jiwa masyakarat yang telah terkoneksi dengan internet, tetapi juga masih ada masyarakat yang belum bisa mengakses internet dengen layak yang mana sekitar 12.500 lebih desa belum menikmati 4G.

“Ini akan kita percepat persiapannya supaya kelas-kelas daring yang dilaksanakan di Lembaga Pendidikan bisa diakses oleh saudara-saudara kita dimana pun berada,” tegasnya.

Selain itu, Samuel turut menyampaikan adanya Program Kegiatan Literasi Digital dalam Program Nasional yang terjalin dengan 514 Kabupaten/Kota guna meningkatkan kompetensi masyarakat. Dalam gerakan literasi ini tidak bisa hanya dilakukan oleh satu institusi melainkan semuanya harus ikut terlibat.

“Dalam transformasi digital  nobody left behind, semua orang harus bisa dibekali dan bisa bertransformasi  dengan baik pada saat dia memasukkan ruang digital itu sebagai realita atau sebagai kegiatan sehari-harinya,” tutupnya. (Diskominfo/resa/pt)