Sistem Informasi Layaknya Tools Membantu Pekerjaan Lebih Efisien
SAMARINDA - Nongkrong Online Edisi Kedua kerjasama Diskominfo Kaltim dan Relawan TIK hari ini kembali dihelat.
Disiarkan live streaming di akun youtube, facebook Diskominfokaltim dan juga youtube Relawan TIK Kaltim dengan topik pembahasan mengenai Internet Of Things Sistem Informasi dan IT Paradoks, Rabu (17/03/2021).
Turut hadir narasumber diantaranya Hario Jati Setyadi selaku Dosen Sistem Informasi Universitas Mulawarman, Sayekti Harits Suryawan selaku Dosen Teknik Informatika Universitas Muhammadiah Kalimantan Timur (UMKT) dan Bambang Kukiloargo Suryo selaku Kasi Pengelolaan E-Goverment Diskominfo Kaltim.
Bambang Kukiloargo Suryo selaku selaku Kasi Pengelolaan E-Goverment Diskominfo Kaltim memaparkan bahwa dalam membangun sistem informasi dengan mengimplementasikan Sustainable Development Goals (SDGs) pada aplikasi seharusnya yang dipikirkan bukan hanya aplikasinya saja, melainkan juga SDM nya.
“Jadi yang kita integrasikan bukan hanya aplikasi tapi mindset nya bagaimana membangun sistem informasi,” ucap Bambang.
Diskominfo Kaltim dalam hal ini disampaikan oleh Bambang telah menyusun perencanaan untuk melakukan mix metode. Bagaimana aplikasi yang sudah berjalan tetap berjalan dan membantu aplikasi yang sedang dibangun agar diintegrasikan.
Disisi lain sistem informasi dalam sudut pandang Hadits ialah layaknya sebuah Tools yang membantu pekerjaan lebih efektif dan efisien.
“Harus disesuaikan dengan kebutuhan organisasi kita karena di dalam setiap implementasi dan adopsi teknologi dibutuhkan sistem informasi yang membantu harus sustainable. Sebab investasi IT itu mahal dari hardware nya software nya, jadi harus bertahap,” tutur Hadits.
Selanjutnya pada perkembangan sistem informasi saat ini, ternyata Indonesia lebih cepat bersiap menuju era digital 4.0 dari yang telah dicanangkan sebelumnya akibat adanya pandemi Covid-19.
Dalam hal ini Hario menuturkan terdapat sisi baik dan buruk dari perkembangan sistem informasi saat ini di tengah pandemi.
“Sisi baiknya kita dipaksa menyesuaikan kegiatan-kegiatan seperti Work From Home (WFH), diskusi online, yang ini mempercepat proses menuju 4.0. Bahkan semua generasi sudah mulai aware dengan tren. Sedangkan sisi negatifnya ialah society paradox,” pungkas Hario. (resa/pt)