Teknologi

Digitalisasi Madrasah

  •   pipito
  •   7 Februari 2021
  •   2:32pm
  •   Teknologi
  •   700 kali dilihat

SAMARINDA - Kementerian Agama siap meningkatkan kerjasama dengan Bank Dunia (World Bank) terkait program kerja sama digitalisasi Madrasah. Program tersebut ditargetkan untuk meningkatkan standar mutu dan kualitas Madrasah.

Hal ini disampaikan Menteri Agama (Menag) RI,  Yaqut Cholil Qoumas saat bertemu dengan Kepala Perwakilan Bank Dunia (World Bank) untuk Indonesia, Satu Kahkonen dan jajarannya secara virtual baru-baru ini. 

Dilansir melalui website.kominfo.go.id menurut Menag RI, pembelajaran di Madrasah dan Pesantren memerlukan afimarsi dan dukungan kebijakan dalam melahirkan siswa yang moderat dan toleran seiring dengan cita-cita dan semangat bangsa Indonesia.

Ditambahkannya, kerja sama sektor pendidikan Madrasah dengan Bank Dunia ini menambah semangat baru kami untuk menjadikan Madrasah bisa bersaing secara global dengan pendidikan lainnya, imbuhnya.

Ranah pendidikan Madrasah di Indonesia unik serta mendapat partisipasi dan animo yang tinggi dari masyarakat. Salah satu alasannya karena pendidikan Madrasah mengusung Islam yang ramah dan inklusif. Kami juga sudah melakukan upaya digitalisasi Madrasah agar bisa beradaptasi dengan dunia yang semakin digital, ujar Menag.

Inklusif sendiri menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) merupakan menyemaratakan atau menerima dari semua bentuk keberagaman atau semua terlihat spesial dan istimewa tanpa terkecuali.

Lanjutnya, Program digitalisasi Madrasah sangat penting. Kalau ini tidak dilakukan maka madrasah bisa menjadi layaknya dinosaurus, besar namun punah. Jadi kami terus mendorong Madrasah untuk bertransformasi secara digital selain meningkatkan sarana dan infrastruktur lainnya.

“Kami akan berupaya agresif menindaklanjuti program kerja sama dengan Bank Dunia.

Menyampaikan apresiasi yang setinggi-tingginya atas kerja sama yang sudah berjalan dalam meningkatkan standardisasi mutu dan kualitas Madrasah lewat proyek platform digitalisasi,” ucapnya.

Dalam pertemuan tersebut, Menag Yaqut juga mengungkapkan, Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kemenag saat ini tengah menyiapkan rencana berdirinya Cyber Islamic University. Ia berharap Kemenag dan Bank Dunia juga dapat berkerja sama dan bersinergi terkait program tersebut. 

"Saya kira program yang sudah disiapkan Bank Dunia sejalan dengan program Kementerian Agama khususnya program digitalisasi," kata Menag. 

Diketahui, pada Oktober 2020 Kemenag dan Bank Dunia merilis Program Madrasah Reform Realizing Education’s Promise dan Madrasah Education Quality Reform (REP-MEQR).

REP-MEQR merupakan program yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas tata kelola penyelengaraan pendidikan dasar dan menengah di Kementerian Agama (Kemenag). Proyek ini akan dilaksanakan dalam waktu lima tahun, dimulai dengan pelaksanaan proyek pada tahun 2020 dan berakhir pada tahun 2024. Pelaksanaan proyek didanai oleh Bank Dunia sebesar Rp3,75 Triliun (USD 250 juta).

Turut mendampingi Menag, Dirjen Pendidikan Islam, Ali Ramdhani, Direktur KSKK Madrasah, A. Umar dan Sesmen Thobib Al Asyar. Pertemuan secara virtual Menag dengan Perwakilan Bank Dunia untuk Indonesia tersebut membahas program kerjasama yang tengah berjalan dan akan berjalan di tahun 2021. (pt)