Statistik

Perekonomian Kaltim Triwulan I 2021 dalam Tren Perbaikan

  •   resa septy
  •   15 Juni 2021
  •   9:54pm
  •   Statistik
  •   901 kali dilihat

SAMARINDA – Sebagaimana diketahui perekonomian Provinsi Kalimantan Timur tahun 2020 mengalami kontraksi terdalam pada 10 tahun terakhir.

Kontraksi tersebut utamanya disebabkan oleh kontraksi pada sektor pertambangan akibat COVID-19 secara global. Kemudian, kontraksi lebih dalam didorong dengan melemahnya beberapa sektor lain yang sebelumnya sudah menurun beberapa tahun terakhir. Diantaranya, PDRB Kaltim, PDRB Tambang, PDRB Industri dan PDRB Ekspor.

Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Timur, Tutuk S.H. Cahyono pada kegiatan Diseminasi Laporan Perekonomian Kaltim Periode Mei 2021 yang dirangkai bersamaan dengan Webinar Percepatan Pengembangan Kawasan Industri dan Kawasan Ekonomi Khusus dengan tema “Strategi Percepatan Pemulihan Ekonomi serta Optimalisasi Pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus dan Kawasan Industri sebagai Mesin Pertumbuhan Ekonomi Kalimantan Timur”, Selasa (15/06/2021).

Tertahannya kinerja produksi batu bara akibat cuaca yang kurang kondusif juga diyakini sebagai faktor penyebab kontruksi ekonomi Kaltim yang diikuti pelemahan industri pengolahan dan pertanian. Meskipun demikian, Tutuk menyebutkan bahwa saat ini perekonomian Kaltim khususnya pada Triwulan I Tahun 2021 dinyatakan dalam tren perbaikan. Hal ini ditandai oleh perkembangan inflasi Kaltim terhitung hingga Mei 2021 ini dinyatakan relatif rendah dan stabil. Meskipun relatif terkendali, tidak menutup mata dan telinga bahwa inflasi bahan pangan di Kaltim lah yang saat ini perlu mendapatkan perhatian khusus.

“Saya selalu wanti-wanti dan kontrol inflasi bahan pangan. Karena semuanya dari luar Kaltim, jadi kita perlu kuatkan pasokan. Kita kuatkan distribusi dengan peran perusahaan, kemudian kita juga perlu yakinkan mekanisme pasar berjalan efisien,” ungkap Tutuk.

Seraya dengan hal tersebut, pemulihan dan penguatan ekonomi harus dilakukan dalam jangka panjang yakni melalui protokol kesehatan yang diikuti percepatan vaksinasi, 3 (tiga) prioritas pengembangan dan penguatan Kawasan Industri atau Kawasan Ekonomi Khusus. Diantaranya, melalui pengembangan hilirisasi berbasis SDA melimpah, pengembangan pariwisata unggulan dan pengembangan UMKM berdaya saing.

“Kaltim punya potensi besar renewable energy guna mendukung penguatan ekonomi yang berkelanjutan,” tandasnya. (resa/pt)