Statistik

Kaltim Alami Inflansi 0,25 Persen

  •   prabawati
  •   5 Januari 2021
  •   10:07pm
  •   Statistik
  •   573 kali dilihat

Samarinda-----Badan Pusat Statistik (BPS) Kaltim mencatat inflansi pada bulan Desember 2020 sebesar 0,25 persen dan banyak dipengaruhi kenaikan harga sejumlah komoditas.

Sementara Inflasi tahun kalender pada bulan Desember 2020 sebesar 0,78 persen dan Inflasi tahun ke tahun sebesar 0,78 persen.

Kepala BPS Kaltim Anggoro Dwithjahyono mengatakan Inflasi terjadi karena adanya peningkatan harga yang ditunjukkan oleh naiknya beberapa indeks kelompok pengeluaran, yaitu: kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 0,70 persen; diikuti kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,41 persen; kelompok transportasi sebesar 0,27 persen; kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 0,14 persen; kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 0,11 persen; kelompok kesehatan sebesar 0,06 persen; kelompok rekreasi, olahraga dan budaya sebesar 0,05 persen; dan kelompok perumahan, air, listrik bahan bakar rumah tangga sebesar 0,04 persen.

Kemudian, kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya pada Desember 2020 mengalami deflasi masing-masing sebesar -0,06 persen dan -0,34 persen.

"Kelompok pendidikan menunjukkan indeks yang stabil dibanding bulan sebelumnya,"Ujar Anggoro dalam rilisnya, Selasa (5,/1/2021)

jika dirinci menurut kota menurutnya pada bulan Desember 2020, Kota Samarinda mengalami inflasi sebesar 0,24 persen dengan IHK 104,29. Kota Balikpapan mengalami inflasi 0,25 persen dengan IHK sebesar 103,36.

Lanjut dia dari 12 kota IHK di wilayah Pulau Kalimantan 12 kota mengalami inflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Sintang sebesar 0,98 persen dengan IHK 112,26 dan inflasi terendah terjadi di Tanjung Selor sebesar 0,05 persen dengan IHK 102,47.

Ia menambahakan dari 90 kota pantauan IHK nasional, sebanyak 87 kota mengalami inflasi dan 3 kota lainnya mengalami deflasi.

Inflasi tertinggi terjadi di Gunungsitoli sebesar 1,87 persen dan terendah terjadi di Tanjung Selor sebesar 0,05 persen. Sedangkan deflasi tertinggi terjadi di Luwuk sebesar -0,26 persen dan terendah sebesar -0,07 persen terjadi di Ambon. (Prb)