Kisah Gadis Kecil Penerima Bantuan
Samarinda - Pandemi Covid-19 yang melanda Indonesia dalam kurun waktu dua tahun ini menyisahkan banyak kisah pilu.
Salah satunya yang membuat hati terenyuh adalah tentang 2 bocah kakak beradik yakni Alita Ayudia Inara 3 tahun dan Danis Faisal Rahila 8 tahun harus kehilangan kedua orang tuanya akibat Covid-19.
Mengenakan baju dan jilbab senada, Alita didampingi kakek yaitu Munirdiono datang ke Kantor Gubernur untuk menerima santunan yang diberikan Pemerintah Provinsi bagi anak yatim piatu, di ruang Ruhui Rahayu, Senin (23/8).
Usai penyerahan santunan Munirdiono menceritakan kepada awak media soal musibah menimpa kedua orang tua Alita dan Danis yang meninggal dunia usai terpapar Covid-19.
Kedua bocah tersebut menurutnya saat ini tinggal bersamanya di Jalan Rajawali Dalam 3 RT. 10 Samarinda.
Munirdiono mengatakan ibu kandung Alita dan Danis mengeluh tak enak badan dan sesak nafas pada tanggal 20 Juni 2021 dan dilarikan ke rumah sakit.
"Almarhumah memang sering mengalami sesak nafas akibat penyakit asma yang dideritanya sejak kecil,"ucapnya.
Tak lama berselang ayahnya Alita dan Denis juga mengalami sesak nafas dan juga dilarikan ke RSUD AWS.
Setelah lima hari dirawat ibu kandung Alita dan Denis meninggal dunia, selang lima hari ayahnya pun meninggal dunia. Ibunya meninggal 26 Juni 2021 dan suaminya meninggal 1 Juli 2021.
Menurut Munirdiono, cucunya Denis masih sangat terpukul dan sering menanyakan ayah bundanya sedangkan Alita karena masih umur 3 tahun masih belum tau.
"Psikis kakaknya belum pulih, padahal sudah berapa kali psikolog datang ke rumah. Kemaren diajak tetangga ke rumah yang dulu ditempati, mungkin kepikiran atau kangen orang tuanya, jadi pulang dari sana langsung panas badannya,"sebutnya
Dia pun mengucapkan banyak terima kasih kepada Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur atas santunan yang diberikan.
Santunan yang diberikan jelasnya akan ditabung untuk masa depan Alita dan Denis, karena ini jangka panjang.
"Dengan adanya santunan kita tidak terabaikan dengan adanya pandemi ini, kami merasa diperhatikan,"tutupnya (Prb/ty).