Rubrik

Keberagaman Suku Berbaur Jadi Satu Dalam Ikatan Tenun

  •   teguh p
  •   28 Februari 2021
  •   11:29am
  •   Rubrik
  •   1308 kali dilihat

BERAU – Warna kulit yang gelap, rambut ikal, jejeran gigi rapi dan putih serta gaya bahasa yang khas orang timur. Wajah ini sangat Indonesia bagian Timur.  

Bernadetha Dua Lise da Silva, sosok wanita inspiratif bagi warga kampung Tumbit Melayu Kabupaten Berau.

Keterampilan menenun yang dimiliki sejak masih berda di Nusa Tenggara Timur (NTT) dibawa ke kampung Tumbit Melayu.

“Awalnya wanita ini hanya bersama sang adik namun sekarang sudah memiliki kelompok yang menyatukan beragam suku, Dayak, Jawa, Lombok, Timur, Bugis, bahkan Berau. Kelompok DALJATIMBUBERAU singkatnya," ucap Bu Sonya sapaan akrab Bernadetha.

Wanita kelahiran Maumere Provinsi Nusa Tenggara Timur ini sangat ramah dengan tawa khasnya, menyambut dengan hangat.

Tenun ikat atau kain ikat merupakan kriya tenun Indonesia, berupa kain yang ditenun dari helaian benang yang sebelumnya diikat dan dicelupkan ke dalam pewarna. 25 tenaga kerja diberdayakan, untuk menyatukan benang agar menjadi motif khas Berau.

“Daripada ibu-ibu dirumah bengong tidak ada pekerjaan, lebih baik menenun, bisa menjadi tambahan penghasilan buat keluarga," tutur Sonya.

Kriya budaya Indonesia juga dilestarikan disini, ada anak - anak yang sedang menggulung benang di galerinya. Regerenasi sangat penting untuk melestarikan budaya,  tegasnya.

“Saya ajak dan saya beri sejumlah uang kepada anak-anak yang telah menyelesaikan salah satu proses menenun, ini merupakan stimulan agar anak tidak selalu bermain gadget dirumah, “tutupnya.  (teguh p/pt)