Dari Pandemi Jadi Akademi
Siapa sangka kita akan memperingati satu tahun bersama Corona Virus Desease (Covid) 19 di Indonesia bahkan dunia? Tapi ingat sebaiknya jangan diberi ucapan, nanti malah umurnya panjang hehehe...
Guyonan di atas sering dilontarkan oleh sebagian masyarakat akibat dari kehidupan yang beriringan dengan pandemi Covid-19 sejak awal Maret 2020 hingga sekarang. Bahkan, adanya pandemi yang sudah tersebar diseluruh belahan dunia ini membuat pola hidup serta interaksi antar manusia ikut berubah.
Kalau diperhatikan, dampak negatif dari kemunculan pandemi ini sangat luar biasa. Mulai dari kematian yang terus meningkat, angka pengangguran naik, anak-anak sekolah harus belajar di rumah, resesi ekonomi dan lainnya.
Membahas dampak negatif pasti tidak akan ada habisnya. Padahal, kalau ada sisi negatif pasti ada pula sisi positifnya. Mikirin hal negatif bisa membuat pikiran stres dan menguras emosi. Nah, kali ini kita akan mengulik salah satu dampak positif dari adanya pandemi virus Covid-19.
Panggil saja Ce Ferry, atau dikenal sebagai Ferry Liong. Pengusaha wanita sukses di Samarinda ini mengaku kalau selama pandemi dirinya banyak mengambil hikmah dan energi positif. Bahkan istilah “Dari Pandemi Jadi Akademi” menjadikannya memiliki nilai tambah dalam menjalani karir dan kehidupan rumah tangga.
Menurutnya, di zaman Covid-19 ini bukan jadi alasan patah semangat, justru ini merupakan suatu kesempatan dimana manusia harus fight atau berjuang untuk belajar lebih lagi.
“Ini akademik pelatihan untuk kita. Sebelumnya, mungkin kita tidak terlalu aware atau peduli dengan protokol kesehatan, tapi sekarang jadi new normal habit kita,” ucapnya.
Kalau dulu hanya mencuci tangan seadanya untuk membersihkan kotoran dan debu, sekarang tindakan kecil ini dilakukan lebih menyeluruh dan teliti menggunakan sabun dan air mengalir.
Akademi kebersihan diri dan lingkungan tercipta secara sadar, menjadi lebih rajin untuk membersihkan rumah. Kemudian, disiplin dalam mengikuti protokol kesehatan dengan menggunakan masker dan membawa hand sanitizer.
Lainnya adalah akademi kreatifitas diri dalam bidang kuliner. Ce Ferry mengaku bahwa sebelum adanya pandemi, dirinya tidak bisa dan tidak suka masak di dapur. Namun kebiasaan tersebut akhirnya berubah 180 derajat.
“Karena pandemi, kita lebih banyak di rumah. Menjadikan saya akhirnya mempelajari resep-resep masakan nusantara yang sebelumnya saya tidak pernah tahu. Ternyata saya amaze, masakan nusantara benar-benar kaya dan menggugah selera,” terangnya.
Sambil sumringah, Ce Ferry meneruskan bahwa ternyata memasak makanan sendiri di rumah sangat menyenangkan. Terlebih dimasa pandemi, virus menyerang manusia yang memiliki daya tahan tubuh atau imun yang rendah. Untuk meningkatkan imunitas, asupan makanan pun menjadi perhatian.
Pola makan yang bergizi dan seimbang, konsumsi lebih banyak buah dan sayur, penuhi kebutuhan cairan tubuh, memasak makanan sendiri sampai matang sempurna, dan jaga kebersihannya adalah panduan yang bisa terus diterapkan.
“Saya langsung turun sendiri ke pasar induk untuk mencari bahan-bahan masakan. Dengan begitu saya lebih tahu. Saya pilih bahan yang terbaik karena ini masakan yang akan saya sajikan untuk keluarga tercinta. Kalau kita masak dengan cinta pasti rasanya luar biasa,” tutur wanita cantik berparas oriental.
Hikmah positif lainnya yang dirasakan Ce Ferry adalah waktu berkualitas dan komunikasi bersama keluarga meningkat. Apabila selama ini kesibukan membuat waktu berkumpul berkurang, pandemi membuatnya memiliki kesempatan yang cukup untuk berkumpul dan menciptakan quality time bersama keluarga. Apalagi, dirinya juga memiliki pekerjaan lain sebagai pengusaha wanita disamping kesehariannya menjadi Ibu Rumah Tangga.
“Kita sebagai wanita harus pintar mengedukasi diri dimasa pandemi seperti ini. Jangan lelah dan patah arah, semangat melihat sisi positif setiap hal yang kita hadapi, agar kita bisa bangkit dan memanfaatkan kesempatan ini menjadi untuk lebih baik,” tandasnya. (chitanichinta/pt)