Tekan Biaya Produksi, Disbun Kaltim Latih Petani Karet Membuat Latek Pembeku Karet Dari Bahan Alami
PPU - Prospek pasar komoditas perkebunan semakin menjanjikan sejalan dengan semakin meningkatnya permintaan pasar dunia dan domestik akan produk yang berbahan baku berasal dari komoditi perkebunan. Khususnya produk dari komoditi Karet yang berasal dari perkebunan rakyat bila dengan hasil karet berkadar kering tinggi akan memperoleh harga yang lebih tinggi dibanding yang berkadar rendah dan basah.
Hal tersebut disampaikan Kepala Dinas Perkebunan Prov. Kaltim Ahmad Muzakkir pada kegiatan Pelatihan Pembuatan Pembeku latek dengan bahan Mikro Organisme Lokal MOL) di Desa Gersik Kecamatan Penajam Kabupaten Penajam Paser Utara, Kamis (12/10).
Untuk mendapat peluang pasar dari produsen /pelaku usaha produk karet, diperlukan perbaikan mutu bahan olahan karet (BOKAR), hal lain yang perlu dilakukan untuk meningkatkan mutu bokar adalah melakukan pengawasan terhadap mutu Bokar di kelompok tani/Gapoktan/UPPB.
"Permasalahan yang sering dihadapi dalam pengolahan BOKAR di Kaltim cukup kompleks, diantaranya masih tingginya kadar air,"terangnya.
Apabila lateks tersebut dibekukan dengan menggunakan pupuk urea atau ditambahkan tetelan kayu pohon karet dll, apabila dipasarkan ke pabrik maka harga karet tersebut akan turun karena akan terjadi pembengkakan biaya pengolahan dipabrik serta rendahnya mutu produk karet.
Pemerintah sudah menerbitkan dan mensosialisasikan Standar Nasional Indonesia (SNI) BOKAR (SNI 06-2047-2002) tanggal 17 Oktober 2002 dengan kriteria nilai K3 (kadar Karet Kering), kebersihan, ketebalan dan jenis koagulan. SNI Bokar dapat dijadikan acuan bagi petani dan pengolah dalam menghasilkan Bokar yang bermutu baik.
Lanjutnya, pembeku Latek Mikrorganisme Lokal (MOL) merupakan pembeku latek alternative yang dapat di gunakan, karena bahan dasar untuk membuatnya sangat mudah didapatkan dan murah serta dapat di produksi sendiri oleh petani, pengujian penggunaan pembeku latek Mirkro organisme lokal (MOL) pada Bokar UPPB Mitra Bangun Sejahtera Kukar telah dilakukan pada bulan maret di Pusat penelitian karet Bogor.
Dia pun berpesan kepada para petani, kelompok UPPB agar dapat menyerap dari pelatihan ini dan jika belum mengerti jangan segan segan untuk bertanya kepada para narasumber yang akan membimbing bapak dan ibu dan setelah bapak dan ibu memperoleh pengetahuan dari sini terapkan dalam menghasilkan BOKAR yang sesuai dengan SNI.
"Insyallah jika bokar yang bapak ibu hasil sesuai SNI pastinya PT Multi Kusuma Cemerlang akan menghargai BOKAR Bapak dan ibu dengan harga yang terbaik,"tuturnya. (Prb/ty)
foto :Istimewa