Manisnya Potensi Budi Daya Kakao di Mahulu
Mahakam Ulu – Pemerintah Kabupaten Mahakam Ulu (Mahulu) kini tengah fokus mengembangkan budi daya kakao sebagai salah satu komoditas unggulan pada sektor perkebunan. Tanaman bahan baku coklat ini, memang sedang mengalami peningkatan pesat baik di pasar domestik maupun global.
Wakil Bupati Mahulu, Yohanes Avun juga menilai, perkebunan kakao cocok dikembangkan di wilayahnya. Selain kondisi tanah yang cocok, dari sisi bisnis, budi daya kakao dinilai lebih memiliki peluang yang menjanjikan dibanding tanaman lain. Sektor perkebunan kakao pun menjadi pilihan laris bagi warga sebagai mata pencaharian, lantaran dapat membantu memajukan ekonomi.
Salah satu sentra perkebunan Kakao di Mahulu ada di Kecamatan Laham. Kelompok tani setempat telah memulai menanam Kakao sejak 2014. Kini telah menghasilkan sekitar 30 hingga 35 ton biji Kakao per bulan. Sementara permintaan pembeli di wilayahnya mencapai 800 ton per bulan.
"Dari segi potensial coklat ini sangat menjanjikan terutama tiap kali dilombakan masuk kategori, jadi bisa diusahakan. Permintaan juga banyak," ungkap Yohanes Avun.
Ia juga mendorong petani untuk meningkatkan produksi dengan memperluas lahan yang digarap. Menurutnya, semakin luas lahan kebun maka semakin bertambah jumlah produksi yang dihasilkan.
Senada, Ketua Kelompok Tani Kedawing Kecamatan Laham Mahulu, Viktorius Paran menyebutkan, ia memilih bertani coklat lantaran pihaknya sudah belajar tentang pembudidayaan kakao. Sehingga mereka tertarik mengembangkan kakao.
"Kita sudah dilatih terlebih dahulu, jadi banyak sedikitnya kita sudah paham tentang bagaimana budidaya kakao ini," ujar Viktorius.
Pria berusia 62 tahun ini juga menilai, market kakao di Indonesia terbilang bagus. Pun, budidaya kakao cukup mudah ditanam di Indonesia khususnya Mahulu.
"Apalagi kita sudah dibekali dengan pelatihan terlebih dahulu tentang pembudidayaan kakao," sambungnya.
Selain itu, ia menegaskan sisi keuntungan lainnya yakni setiap minggu petani bisa memanen kakao tersebut. Sementara untuk pengembangan tanaman lainnya memerlukan waktu hingga berbulan-bulan.
"Harapan saya pribadi, petani di Mahulu mampu eksis dalam bidang ini. Asal mau menekuni dan serius, baik itu petani lainnya ataupun saya sendiri," pungkas Viktorius. (*/pt)
Sumber: Liputan 6