Kebutuhan Gula Aren Tinggi, Disbun Pacu Peningkatan Produksi
Samarinda - Dinas Perkebunan Kaltim terus berupaya memacu peningkatan produksi dan produktivitas komoditi tanaman perkebunan, termasuk komoditi aren.
Kepala Dinas Perkebunan Kaltim Ujang Rahmad mengatakan kebutuhan gula aren masih sangat tinggi dan belum mampu untuk memenuhi kebutuhannya.
"Kalau kita ke hotel-hotel di kamar ada gula aren pasti produksinya dari luar dan ini kita ingin menggantikan produk gula aren dari luar itu dihasilkan dari Kaltim sendiri," pinta Ujang saat menjadi pembicara pada Bincang Komoditas Perkebunan Lestari Kalimantan Timur, secara virtual, Senin (14/3).
Di Indonesia ada 4 jenis benih unggulan aren salah satunya dari Kutai Timur. Tahun 2021 produksi gula aren yakni 485 ton dan ini masih di bawah angka potensinya.
"Kebun aren sendiri terpusat di Kutai Kartanegara, Kutai Timur dan Kutai Barat," sebut Ujang
Lanjutnya, melihat perbandingan Kutai Kartanegara proporsinya bagus untuk luas kebun dengan produksinya. Sementara produksi Kutai Timur jauh lebih sedikit dibandingkan Kukar, hal ini disebabkan karena banyak kebun baru atau tanaman yang belum dipanen.
Sementara di Kutai Barat yang luas kebun lebih banyak tetapi produksi kurang lebih saja seperti Kutim, ternyata disana kebun arennya tidak diusahakan dengan baik.
Sementara untuk daerah lain juga memiliki peluang untuk mengembangkan gula aren, contoh seperti di Penajam Paser Utara, Paser dan lainnya untuk bisa didorong produksi dan nilai tambahnya.
Menurutnya membuka jalur pemasaran komoditas gula aren menjadi sangat penting. Seharusnya tidak hanya berpikir untuk hanya memenuhi kebutuhan lokal, tapi memiliki target gula aren Kaltim go internasional.
Tambahnya Disbun Kaltim setiap tahun memproduksi 10.000 bibit benih aren yang dilakukan oleh UPTD Produsen Benih Tanaman Perkebunan dan laku keras.
"Setelah layak sebar kita langsung habisin bibit ini, artinya di masyarakat upaya pengembangan kebun aren ini berjalan dengan sangat baik,"tuturnya (Prb/ty).