Perkebunan

Kaltim Targetkan 39 Fasilitas Tangkapan Gas Metana

  •   teguh p
  •   28 Juni 2021
  •   10:14am
  •   Perkebunan
  •   996 kali dilihat

BALIKPAPAN- Dinas Perkebunan Provinsi Kaltim melaksanakan Kegiatan Lokakarya Pemanfaatan POME untuk Pembangkit Listrik Tenaga Biogas (PLTBg). Lokakarya ini merupakan upaya Dinas Perkebunan untuk mendorong pemenuhan target penurunan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) berbasis limbah.  Dilaksanakan secara luring dan daring, bertempat di Hotel Four Pointer, Balikpapan baru-baru ini.

Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Kaltim, Ujang Rahcmad menuturkan  pelaksanaan Lokakarya  dengan cara penyampaian aspek-aspek teknis, sosial, ekonomi dan kebijakan-kebijakan pemerintah dalam pemanfaatan bioenergi khususnya pembangunan fasilitas penangkapan gas metana, upaya ini diharapkan dapat menjaring minat perusahaan kelapa sawit untuk berinvestasi di sektor bioenergi.

"Untuk itu perlu upaya untuk memenuhi target mitigasi GRK Provinsi Kalimantan Timur sebanyak 39 fasilitas penangkapan gas metana," harap Ujang.

Diterangkannya, sampai dengan tahun 2021 baru terdapat 5 (lima) fasilitas penangkapan gas metana yang sudah beroperasi di pabrik kelapa sawit, seluruhnya dilengkapi dengan pembangkit listrik tenaga biogas (PLTBg).

Adapun Penangkapan gas metana berada di Kabupaten Kutai Kartanegara (PT.Rea Kaltim dan PT.Mitrajaya Mandiri), Kabupaten Kutai Timur (PT.lndonesia Plantation Sinergy dan PT.Dharma Satya Nusantara) dan Kabupaten Berau (PT.Hutan Hijau Mas).

Lanjut ia katakan Sumber utama emisi GRK dari sektor limbah di Kalimantan Timur adalah limbah cair pabrik kelapa sawit (Palm Oil Mill Effluent/POME). Limbah cair kelapa sawit (P0ME) menghasilkan gas metana dari proses penguraian anaerob yang terladi pada kolam-kolam penampungan POME di pabrik-pabrik kelapa sawit.

"Sampai dengan tahun 2020 terdapat 90 pabrik kelapa sawit yang beroperpasi mengolah sekitar 22 Juta ton Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit. Seluruh pabrik tersebut diperkirakan menghasilkan sekitar 16,3 juta m3 POME yang ditampung di kolam-kolam penampungan. Sebagian dari limbah cair tersebut digunakan dalam proses pembuatan kompos dan aplikasi lahan,"terangnya.

Ujang berharap dengan lokakarya ini para pelaku usaha perkebunan dan para pemangku kepentingan dalam pengelolaan bioenergy dan pembangunan perkebunan ramah lingkungan.

Acara ini diisi oleh Narasumber dari Direktur Jenderal Perkebunan RI, Direktur Bioenergi Kementrian ESDM,   PT. Dharma Satya Nusantara. Diikuti oleh seluruh Dinas Perkebunan Se- Kaltim dan perusahaan kelapa sawit yang beroperasi di Kaltim. (teguh p/pt)