Tantangan Perguruan Tinggi Hadapi Era Revolusi Industri dan Transformasi Digital
Samarinda - Perguruan Tinggi (PT) sebagai pencetak generasi akademis penerus bangsa, punya tantangan besar, dalam membentuk sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas dan terampil. Terutama pada era revolusi industri 4.0 dan transformasi digital seperti saat ini.
Perkembangan teknologi yang maju begitu pesat, menuntut manusia untuk adaptif dalam mengikuti perkembangan zaman. Perguruan tinggi sebagai lembaga pendidikan, harus mampu memenuhi standar keilmuan yang dibutuhkan dimasa sekarang dan masa depan.
Namun, di sisi lain kondisi pandemi COVID-19 yang telah melanda dunia dalam dua tahun terakhir, menjadi tantangan tersendiri bagi kampus dalam proses belajar mengajar. Metode pembelajaran yang sebagian besar dialihkan ke medium dalam jaringan (daring), faktanya mereduksi kualitas pendidikan. Karena penyerapan ilmu kepada mahasiswa dinggap kurang optimal.
Hal itu disampaikan oleh Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Provinsi Kaltim, Muhammad Faisal saat memberikan materi kepada mahasiswa Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur (UMKT), Jumat (12/8) sore.
Faisal menyampaikan materi dengan tema Perguruan Tinggi (PT) di Era Revolusi Industri 4.0 dan Kehidupan Kampus pada Masa Pandemi.
Menurutnya, perguruan tinggi perlu berbenah dan meningkatkan perangkat kebutuhan mengajar di masa pandemi COVID-19. Di antaranya seperti penyiapan fasilitas perangkat Teknologi, Informasi dan Komunikasi (TIK).
"Semua PT harus melengkapi diri dengan IT. Meski boros anggaran, tapi itu lah sarana yang menunjang pembelajaran selama pandemi. Apalagi kita tidak tahu, kapan pandemi ini berakhir," kata Faisal saat memaparkan materi secara virtual, di depan peserta Masa Ta'aruf Mahasiswa Baru UMKT Tahun 2022 yang hadir secara online.
Peningkatan fasilitas perangkat TIK ini, juga harus diimbangi dengan SDM yang mumpuni. Agar pemanfaatan perangkat TIK yang sudah disiapkan bisa digunakan secara optimal.
Kemudian, penyesuaian metode mengajar. Karena menurut Faisal, metode pembelajaran secara offline dan online itu berbeda. Tenaga pengajar atau dosen, harus memiliki kreativitas dan metode khusus saat mengajar secara online. Agar ilmu yang disampaikan dapat diserap secara optimal oleh mahasiswa.
"Menjaga kualitas mahasiswa selama pandemi ini, tidak mudah. Tapi kualitas tidak boleh turun. Sehingga, perlu peningkatan kualitas dosen dalam mengajar," tutur dosen Ilmu Komunikasi Universitas Mulawarman (Unmul) ini.
Namun terlepas dari tantangan itu, era revolusi industri dan transformasi digital memberikan peluang besar bagi anak daerah untuk maju dan mengembangkan diri. Bahkan kesempatan berkarir di berbagi bidang, terbuka luas dengan kemajuan teknologi digital.
Sementara itu dari sisi pemerintah daerah, Faisal berkomitmen akan terus mendorong kemajuan sarana dan infrastruktur telekomunikasi. Sesuai kewenangannya di Diskominfo Kaltim.
"Apalagi sekarang ada IKN, pembangunan akses telekomunikasi jadi cepat. Kita bisa persiapkan diri dari sekarang, ketika semua infrastruktur siap, kualitas SDM dan mindset kita juga sudah siap dengan perubahan itu," ujarnya menyerukan.
Penyampaian materi berjalan interaktif. Para peserta banyak memberikan pertanyaan seputar perkembangan dan potensi transformasi digital.
Terakhir Faisal berharap, para generasi muda Kaltim terutama yang berstatus mahasiswa, dapat memanfaatkan peluang kemajuan teknologi dan revolusi industri sebagai sarana pengembangan diri. Terutama untuk menjadi aktor utama dalam pemindahan IKN ke Kaltim di masa mendatang.
"IKN ini nanti 10 - 20 tahun lagi, kalian yang menikmati. Bukan hanya dengan label sebagai 'anak daerah,' tapi karena memang kalian memiliki kompetensi yang dibutuhkan," pesannya. (KRV/pt)