Pendidikan

Diseminasi Program Prioritas Bidang Kebahasaan dan Kesastraan

  •   Hendra Saputra
  •   4 Juni 2023
  •   8:17am
  •   Pendidikan
  •   674 kali dilihat

Penajam Paser Utara - Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa menggelar Diseminasi Program Prioritas Bidang Kebahasaan dan Kesastraan yang berlangsung di Hotel Kalimantan, Penajam Paser Utara, belum lama ini.

Kegiatan tersebut dihadiri oleh Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Dr. Ir. Hetifah Sjaifudian, MPP.; Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga Kabupaten Penajam Paser Utara yang diwakili oleh Kadis Pembinaan Diknas, H. Ismail; Sekretaris Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa yang diwakili oleh Halimi Hadibrata, M.Pd.; Kepala Cabang Dinas Pendidikan WIlayah I Provinsi Kalimantan Timur yang diwakili oleh Bapak Winarno; dan Anggota DPRD Kabupaten Penajam Paser Utara yang diwakili oleh Anggota DPD Fraksi Golkar, Drs. Andi Andrian, M.Si.

Sekretaris Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa yang diwakili Kepala Kantor Bahasa Provinsi Kalimantan Timur, Halimi Hadibrata, M.Pd. menyampaikan tiga program prioritas Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa serta informasi terkait pelaksanaan Kongres Bahasa Indonesia XII kepada peserta.

Ia juga mengingatkan peran penting sekolah untuk menjaga bahasa daerah di Penajam Paser Utara.

“Di sekolah juga harusnya menjadi muatan lokal dan kurikulum yang wajib. Jangan sampai yang hampir punah benar-benar jadi punah,” tuturnya.

Kegiatan ini diharapkan menjadi ajang sinergisitas antar pihak terkait untuk bisa mejaga dan merawat bahasa daerah yang ada dari adanya potensi kepunahan dan tergerus akibat perpindahan penduduk IKN.

Di tempat yang sama Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Dr. Ir. Hetifah Sjaifudian, MPP. menyampaikan dukungan DPR RI terhadap program prioritas Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa.

"Poin besar dalam diseminasi tersebut adalah perkembangan IKN dan kekhawatiran akan tergerusnya kebudayaan dan kebahasaan yang dimiliki oleh masyarakat Penajam Paser Utara, " ujarnya.

Namun, Hetifah Sjaifudian merasa tenang karena melihat masyarakat PPU yang ternyata secara mandiri berinisatif menjaga bahasa daerahnya. Terlihat beberapa peserta menyampaikan pendapat pada sesi diskusi sembari menunjukkan buku kamus hasil buatan pribadi.

“Menurut saya, dari peserta banyak informasi yang menunjukkan bahwa sebenarnya masyarakat PPU punya antusiasme dan sudah melakukan banyak hal yang sebenarnya sangat diperlukan,” kata Hetifah Sjaifudian.

Ia pun percaya diri dengan upaya menggaungkan dan mempertahankan bahasa daerah tetap bisa terjaga, meski ratusan ribu pendatang akan masuk ke Kabupaten PPU. (hend/pt)