Pemerintahan

Curah Hujan Tinggi, Kaltim Masih Relatif Aman dalam Karhutla

  •   resa septy
  •   10 Februari 2021
  •   8:19am
  •   Pemerintahan
  •   466 kali dilihat

SAMARINDA - Plt Asisten Pemerintahan dan Kesra Setprov Kaltim, Moh Jauhar Efendi menghadiri Rapat Koordinasi Khusus tingkat Menteri. Rapat tersebut dalam rangka mengevaluasi kegiatan pengendalian kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) pada tahun 2020. Serta persiapan dalam mengantisipasi kebakaran hutan periode puncak kemarau secara virtual beserta jajarannya di Ruang Heart of Borneo Kantor Gubernur Kaltim, Selasa (09/02/2021).

Senada berupaya dalam penanganan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) hingga persiapan dalam mengantisipasi karhutla itu sendiri khususnya pada periode puncak kemarau tahun ini, Jauhar menyampaikan bahwa Kaltim masih relatif aman mengingat curah hujan di Kaltim masih relatif tinggi.

“Yang jelas Kalimantan Timur melakukan langkah-langkah yang sama termasuk juga membangun aplikasi bagaimana memantau titik-titik hotspot di Kaltim. Kedua melatih dan membentuk masyarakat peduli api diseluruh Kaltim terutama Kabupaten, sehingga pada tingkat ini yang paling penting kalau ada kebakaran kecil  warga atau masyarakat yang sudah dilatih dan para relawan langsung turun ke lapangan,” jelas Jauhar.

Menanggapi perihal bantuan Panglima TNI, Marsekal Hadi Tjahjanto sesuai paparannya dalam rakor yakni akan mengirimkan pesawat untuk modifikasi cuaca, Jauhar Efendi mengatakan bahwasannya bantuan tersebut tersedia dengan jumlah yang sangat terbatas dan hanya diprioritaskan bagi daerah-daerah tertentu.

“Kita tidak berharap dapat prioritas karena artinya kita dipandang relatif aman. Jadi mudah-mudahan curah hujan tidak tinggi sampai banjir tapi jangan juga sampai kemarau panjang, sehingga bisa menyebabkan kebakaran hutan dan lahan,” ucapnya.

Jauhar memberikan imbauan kepada seluruh masyarakat manakala menghadapi musim kemarau untuk tidak melakukan aktifitas pembakaran sembarangan. Meskipun peluang untuk banjir sesuai kondisi saat ini lebih besar.

“Memang persoalan kita itu selalu begitu, kalau hujan kebanyakan kalau kering kekeringan. Inilah perlunya membuat bendungan. Jadi kalau ada bendungan maka curah hujan yang tinggi bisa disimpan dan masih bisa digunakan untuk irigasi ketika musim kemarau,” tutupnya. (resa/pt)