Smart City IKN dan Kesiapan Kaltim Jadi Kota Satelit
Pembangunan IKN Usung Konsep Kota Futuristik
Samarinda – Pembahasan terkait pemindahan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara selalu menarik. Terlebih jika membahas tentang bagaimana wujud kota utama yang akan menjadi wajah baru Indonesia nantinya.
Ditetapkannya Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) sebagai lokasi IKN Nusantara pun, tak lepas dari kajian panjang. Tanah Kalimantan dinilai memiliki keunggulan baik dari sisi geografis dan topografi sebagai lokasi tepat daerah khusus ibu kota negara menggantikan Jakarta.
Pembangunan IKN Nusantara direncanakan dibangun dengan konsep kota futuristik. Sementara, Kaltim akan menjadi daerah penyangga dimana kabupaten/kotanya akan menjadi kota satelit di sekeliling IKN.
Tim Ahli Transisi IKN, Profesor Masjaya menerangkan, pemindahan IKN ke wilayah tengah Indonesia adalah wujud kepentingan nasional secara keseluruhan. Ia menilai, membangun ibu kota negara di Kaltim adalah membangun identitas bangsa Indonesia yang sesuai dengan kearifan lokal dan prinsip Bhinneka Tunggal Ika.
Ia pun menambahkan, pemindahan IKN dari Pulau Jawa ke Pulau Kalimantan juga diharapkan dapat mengatasi ketimpangan pembangunan daerah serta percepatan ekonomi. Terutama bagi wilayah Indonesia Timur.
“Kita tidak bisa menampik saat ini terjadi ketimpangan antar daerah. Sehingga, perlu percepatan pembangunan melalui pemindahan IKN ini. Terlebih kepadatan Jakarta itu memang perlu dipindahkan dengan membangun kota baru yang berkelanjutan. Tidak hanya sejajar, melainkan menjadi satu-satunya di dunia,” ujar mantan Rektor Universitas Mulawarman (Unmul) ini saat menjadi narasumber dalam Acara Halo Kaltim di kanal RRI Pro 1 Samarinda, Senin (5/12/2022).
Wacana kota berkelanjutan itu, kata dia, akan dibangun dengan konsep forest and smart city. Akan dibangun konsep kota pintar dengan teknologi canggih namun tetap teduh dengan landscape hutan kota yang diisi dengan pohon-pohon endemik khas Kalimantan.
“KLHK telah membangun pusat persemaian terbesar di Mentawir dengan produksi 2 juta bibit per tahun untuk menghutankan kembali IKN. Karena kalau sekarang itu, hutannya kan tanaman industri. Nanti akan ditanam pohon endemik Kaltim seperti bengkirai, ulin, bageris dan sebagainya,” tambah Masjaya.
Meski demikian ia menegaskan, pembangunan IKN tidak bisa tercipta secara instan. Proses pembangunan akan dilakukan secara bertahap. Pembangunan IKN ditargetkan sepenuhnya selesai pada 2045 saat momentum Indonesia Emas, di usia 100 tahun kemerdekaan negara.
Dalam kesempatan yang sama, Tim Riset Smart City IKN, Nursobah mengungkapkan, enam kabupaten/kota di Kaltim dipersiapkan menjadi Smart City pendukung IKN. Legislator Kota Samarinda ini berharap, Kota Tepian dapat menjadi leader dari kota-kota Smart City di sekitar IKN.
“Saat dievaluasi, Samarinda masih dalam kategori evaluasi kota muda, karena angkanya masih di bawah 40 persen. Samarinda punya lebih kurang 58 titik CCTV dan hotspot. Saya minta untuk mall dan ruang publik lainnya, akses hotspot tidak perlu pakai password biar kan saja terbuka,” pinta Nursobah.
Turut hadir secara virtual dalam diskusi radio yang dipandu oleh Marga Rahayu, Ketua DPW Relawan TIK Kaltim, Surya Fajar dan Tokoh Pengusaha Kaltim, Yusan Triananda Rusli. (KRV/pt)