Pengembangan Inovasi Riset dan Energi Hijau dalam Pembangunan Berkelanjutan IKN
Samarinda – Pembangunan kawasan Ibu Kota Nusantara (IKN) akan memadukan tiga konsep tata kota. Yakni forest city yang mengusung konsep kota hijau, sponge city sebagai kota dengan resapan air yang tinggi untuk mencegah banjir, serta smart city atau kota pintar dengan penggunaan teknologi terkini dan mutakhir.
Demi mewujudkan perpaduan sempurna kota modern IKN itu, maka diperlukan riset dan inovasi mendalam dalam proses pembangunan Kota Nusantara.
Para akademisi Fakultas Tehnik Universitas Mulawarman (FT Unmul) turut memberikan sumbangsih dan kontribusi di bidang pengembangan inovasi riset dan energi hijau di IKN. Pembahasan mendalam terkait inovasi riset tersebut dibahas dalam Seminar Nasional Rekayasa Tropis (Semnas Retro) dengan tema Inovasi Riset dan Pengembangan Energi Hijau dalam Mendukung Pembangunan Berkelanjutan di IKN.
Ketua Panitia Semnas Retro, Resty Intan Putri menjelaskan, dalam seminar nasional tersebut telah terhimpun sebanyak 65 artikel riset inovasi dari berbagai perguruan tinggi.
“Jadi dalam agenda ini selain sesi seminar, juga ada pemaparan presentasi paper dari para author yang terbagi ke dalam enam panel room,” jelas Resty saat menyampaikan Laporan Ketua Panitia Seminar Nasional Rekayasa Tropis di Gedung Hexagon FT Unmul, Rabu (6/9/2023).
Di tempat yang sama, Dekan FT Unmul Muhammad Dahlan Balfas turut menuturkan, konsentrasi Rekayasa Tropis merupakan Pola Ilmiah Pokok (PIP) Fakultas Tehnik Unmul yang telah berdiri sejak 2003. Pola Ilmiah Pokok tersebut sesuai dengan PIP Unmul yang mengembangkan konsentrasi tropical studies atau hutan tropika basah.
Pola ilmiah pokok universitas terbesar di Kaltim itu ternyata juga sejalan dengan prisnsip pembangunan yang diusung IKN yakni pembangunan hijau atau forest city. Artinya pembangunan IKN tidak akan merusak hutan. Namun justru memadukan konsep pembangunan hijau dan kota modern.
Penggerak sumber energi IKN juga direncanakan akan mengedepankan energi hijau (green energy) untuk melepas ketergantungan pada energi fosil. Dalam jangka menengah dan panjang, sumber energi IKN akan ditopang dengan energi hijau dari matahari, angin, dan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA).
Hadir dalam Seminar Retro FT Unmul, Ivan Oriza Sativa selaku Asisten Manager Pertamina EP Sangatta Field. Para pemateri seminar di antaranya, Deputi Bidang Transformasi Hijau dan Digital otorita IKN Mohammed Ali Berawi yang diwakili oleh Direktur Transformasi Hijau Agus Gunawan. Kepala Balai Prasarana Pemukiman Wilayah Kaltim, Rozali Indra Saputra dan Manager Environment Regional 3 Pertamina Hulu Indonesia, Kemas Adrian. Memenuhi undangan seminar, Diskominfo Kaltim juga hadir yang dalam hal ini diwakili oleh Kepala Bidang Aptika, Normalina. (KRV/pt)