Kesehatan

Wapres Beri Pesan Kepada Penyuluh Agama Dorong Percepatan Penurunan Stunting

  •   Nichita Heryananda Putri
  •   7 Oktober 2022
  •   3:32pm
  •   Kesehatan
  •   597 kali dilihat

Jakarta – Wakil Presiden Republik Indonesia, K.H. Ma’ruf Amin menyampaikan pesan kepada para Penyuluh Agama bahwa mereka memiliki peran strategis dalam mendukung upaya percepatan penurunan Stunting. Upaya mendorong percepatan penurunan Stunting merupakan langkah-langkah mulia untuk mengimplementasikan tujuan-tujuan disyari’atkan Islam, terutama perlindungan jiwa, perlindungan akal, dan perlindungan keturunan, sehingga menjadi bagian dari ibadah yang harus diamalkan dan didakwahkan kepada masyarakat.

“Keterlibatan Penyuluh Agama sangat diperlukan melalui khotbah, ceramah dan taushiyah untuk mengajak masyarakat dalam mempercepat upaya penurunan Stunting, seperti dengan mengajak masyarakat menerapkan pola hidup sehat dan bersih, mengimbau ibu-ibu untuk dapat memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan, menekankan pentingnya makan makanan yang bergizi dan perlunya meminum tablet tambah darah, sehingga anak-anak balita tidak mengalami Stunting,” ucap Wapres saat menghadiri Halaqoh Nasional Pelibatan Penyuluh Agama, Da'i dan Da'iyah untuk Mendukung Percepatan Penurunan Stunting di Istana Wakil Presiden, Kamis (6/10/2022).

Wapres Ma’ruf mengatakan, dalam waktu dekat Indonesia akan menyambut puncak bonus demografi dimana penduduk produktif diprediksi akan mencapai dua kali lipat daripada penduduk usia anak dan lanjut usia. Namun di tengah peluang tersebut, Indonesia masih dibayangi fenomena Stunting yang berdasarkan hasil Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) 2021 mencatat satu dari empat balita Indonesia masih mengalami Stunting.

Stunting berpotensi mendatangkan efek berlipat karena menggangu perkembangan otak anak hingga mengancam raihan produktifitas ketika dewasa kelak. Artinya Stunting bukan hanya sekedar isu kesehatan melainkan masalah kemanusian yang dapat menghambat perekonomian dan masa depan pembangunan negara.

“Pemerintah secara agresif telah mengambil langkah penanganan Stunting untuk mencapi target Stunting 14 persen pada 2024. Dibutuhkan kerja cepat, kerja cerdas dan terpenting kerja kolaborasi. Karena, kerja berjamaah semua pihak termasuk partisipasi aktif dari penyuluh agama, Da’i, dan Da’iyah,” kata Ma’ruf dalam sambutannya.

Dirinya menyebutkan berdasarkan survei terhadap 146 negara pada 2021, Indonesia masuk dalam peringkat ketujuh sebagai negara paling religius. Selain itu sekitar 87 persen penduduk Indonesia adalah beragama Islam. Oleh karena itu peran tokoh agama, pimpinan ormas Islam, penyuluh agama, Da’i dan Da’iyah sangat strategis dalam mengedukasi masyarakat melalui pendekatan keagamaan mengenai dampak negatif Stunting.

Waprespun bercerita saat dirinya membuka Kongres Mujahid Digital yang diselenggarakan oleh MUI beberapa waktu lalu. Dalam Islam, lanjutnya, Jihad bisa dilakukan dengan berbagai cara termasuk oleh ulama untuk menyampaikan sesuatu yang bermanfaat. Oleh karena itu peran Da’i, Da’iyah, penyuluh agama sangat vital karena hadir langsung di tengah-tengah masyarakat melalui ceramah, kotbah, tausiah yang menjadi media pendidikan efektif untuk meneruskan pesan-pesan kebaikan kepada umat, termasuk edukasi bahaya Stunting dan cara mencegahnya.

Upaya percepatan penurunan Stunting, kata Wapres, juga sejalan dengan apa yang diajarkan oleh Islam. Dalam Al-Qur’an disebutkan bahwa sangat merugi jika dalam suatu peradaban meninggalkan keturunan yang lemah di belakang mereka, yang tidak sejahtera.

“Oleh karena itu, hendaklah mereka bertakwa kepada Allah SWT dan berbicara dengan tutur kata yang lurus. Yang lemah itu dalam arti yang sangat luas yaitu kesehatan yang lemah, pendidikan lemah, ekonomi lemah dan stunting itu akan berdampak bukan hanya kesehatan tapi juga kepada ekonomi, pendidikannya tidak baik, itu stunting menjadi sumber malapetaka yang kalau kita tidak atasi,” jelas Wapres Ma’ruf.

Wapres juga berpesan kepada Da’i, Da’iyah dan penyuluh agama dalam dakwahnya untuk mendorong upaya percepatan penurunan stunting melalui enam prinsip. Pertama, mengajak masyarakat untuk hidup bersih dan sehat. Kedua, ajakan untuk makan makanan yang bergizi terutama kepada Ibu hamil, Ibu menyusui, dan bayi hingga usia dua tahun yang menjadi kunci pertumbuhan dan perkembangan agar terhindar dari stunting.

“Ketiga berikanlah anak pengasuhan yang baik, Ayah dan Ibu harus mengasuh anak-anaknya dengan tanggungjawab, lahir batin, dunia dan akhirat. Pengasuhan di keluarga merupakan salah satu faktor pembentuk karakter dan kualitas SDM masa depan. Anak itu amanah yang diberikan kepada kita. Semua anak itu bersih tergantung kita orangtuanya. Termasuk anak bisa stunting atau tidak stunting itu peran orangtuanya, jadi jangan dianggap itu takdir,” ujarnya.

Keempat, terkait pentingnya pemberian ASI eksklusif selama enam bulan, makanan pendamping ASI selama enam bulan serta konsumsi tablet tambah darah bagi remaja putri, calon pengantin dan Ibu hamil. Kelima, terkait mencegah perkawinan anak dan yang terakhir Wapres berpesan kepada penyuluh agama, Da’i dan Da’iyah untuk menyampaikan dakwahnya dengan ucapan yang santun berdasarkan pendekatan-pendekatan agama yang mudah dipahami dan diterima oleh masyarakat. (cht/pt)