Sa’bani: Antisipasi Penekanan Penularan, Kita Upayakan Percepatan Vaksinasi
SAMARINDA— Meningkatnya kasus Covid-19 di beberapa Provinsi di Indonesia, membuat Pemprov Kaltim juga mengambil langkah sigap untuk mengantisipasi lonjakan yang terjadi. Pasalnya, saat ini juga di beberapa daerah di Kaltim mengalami perubahan zona dari kuning ke merah.
Sekretaris Daerah Prov Kaltim, Muhammad Sa’bani menuturkan mobilisasi tinggi di Kaltim sangat mempengaruhi penyebaran Covid-19. Karenanya, guna antisipasi maka hal yang bisa dilakukan adalah dengan mengupayakan percepatan vaksinasi untuk masyarakat terutama kepada para lanjut usia (lansia).Hal tersebut disampaikannya, pada Rapat Satuan Tugas Penanganan Covid-19 di Ruang Kresik Luwai Kantor Gubernur Kaltim, Senin (28/6/2021).
“Kita bisa mendorong untuk percepatan vaksinasi di Kaltim. Terutama untuk lansia ada yang berani, ada yang masih takut. Saat ini cakupan vaksin harus lebih luas lagi. Sekarang vaksin bisa untuk remaja mulai usia 18 tahun,” tuturnya.
Agar tercapainya cakupan lebih luas tersebut, Sekdaprov berharap tiap kepala daerah Kab/Kota agar membuka Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) di daerahnya untuk memaksimalkan pelayanan vaksin. Hal ini guna menghindari kerumunan masyarakt yang ingin vaksin apabila hanya dipusatkan di satu tempat saja.
“Setiap hari Puskesmas harus punya target vaksin. Sehingga, capaian kita semakin banyak dan besar luasan jangkauannya,” serunya.
Meski demikian, Sa’bani juga meminta Puskesmas yang menyelenggarakan vaksinasi memperhatikan mekanisme yang sudah diatur sedemikian rupa. Kesiapan dan tempat vaksin juga penting diperhitungkan.
“Mekanisme dari pendaftaran dipastikan. Baik online maupun yang datang langsung. Hal ini penting untuk memantau cakupan vaksin kita. Semua orang bisa datang ke Puskesmas untuk vaksin. Aktifkan Puskesmas seoptimal mungkin untuk pelayanan vaksin,” imbuhnya.
Di tempat yang sama, Kepala Dinas Kesehatan Kaltim, dr. Padilah Mente Runa menjelaskan cakupan vaksinasi kumulatif untuk Kaltim dosis pertama sebanyak 57,07 persen dan dosis kedua 35,96 persen. Dengan rincian untuk Sumber Daya Manusia Kesehatan (SDMK) sebanyak 108,92 persen untuk dosis pertama dan 98 persen untuk dosis kedua.
Selain itu, untuk tahap vaksin pelayanan publik sebanyak 92 persen dosis pertama dan 53 persen dosis kedua. Sedangkan untuk lansia dosis awal 16,92 persen dan dosis kedua 12,32 persen.
“Kalau misalnya ada yang masih meragukan kefektifan vaksin, kita lihat untuk SMKD sudah lebih dari 100 persen. Vaksin bagian dari upaya kita menghadapi Covid-19. Mari kita yakinkan masyarakat untuk vaksin,” kata Padilah. (cht/pt)