RSUD IA Moeis dan RSUD AW Sjahranie Siap Tangani Kasus GGAPA
Samarinda – Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Samarinda, Inche Abdoel (IA) Moeis dan RSUD Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim), Abdul Wahab Sjahranie (AWS) siap menerima pasien Gangguan Ginjal Akut Progresif Atipikal (GGAPA) pada anak. Meski demikian, hingga saat ini belum ditemukan kasus GGAPA di Kaltim.
Mengacu pada keputusan Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Nomor HK.02.02/I/3305/2022 tentang Tata Laksana dan Manajemen Klinis Gangguan Ginjal Akut Atipikal pada Anak, Fasilitas Pelayanan Kesehatan (Fasyankes) yang melakukan penata laksanaan awal GGAPA merupakan rumah sakit yang memiliki paling sedikit ruangan intensif berupa High Care Unit (HCU) dan Pediatric Intensive Care Unit (PICU).
Direktur RSUD IA Moeis, dr Syarifah Rahimah mengatakan, pihaknya terus menjalin komunikasi dengan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dan internal rumah sakit. Pihak Kemenkes, kata dia, telah menyalurkan obat-obatan untuk menanggulangi kasus GGAPA. Namun obat-obatan tersebut diprioritaskan pada daerah yang telah teridentifikasi memiliki kasus GGAPA.
“Tidak bisa langsung mendistribusikan ke seluruh Indonesia karena belum tentu juga ada kasusnya (GGAPA). Jadi di mana ada kasus yang memang perlu, langsung hand carry disampaikan,” ungkap Syarifah Rahimah.
RSUD IA Moeis sendiri telah memiliki Ruang Hemodialisa untuk fasilitas cuci darah. Dengan kapasitas 10 tempat tidur pasien. Layanan cuci darah dibuka setiap Senin hingga Sabtu untuk 20 pasien per hari dengan dua kali shift.
“Terlepas dari adanya kasus GGAPA atau tidak, apapun penyebabnya, karena infeksi atau hal lain, selama dokter yang menangani memberi advice untuk cuci darah, maka langsung kita fasilitasi,” terang Syarifah menjelaskan.
Saat ini RSUD IA Moeis memang memiliki pasien gangguan ginjal pada anak. Namun ia menegaskan, pasien tersebut bukan termasuk kasus gangguan ginjal akut atipikal. Melainkan kasus gangguan ginjal biasa.
Terpisah, Kepala Unit Hubungan Masyarakat (Humas) RSUD Abdoel Wahab Sjahranie, dr Arysia Andhina mengatakan pihaknya siap melayani pasien GGAPA. Penempatan perawat di Ruang Hemodialisa RSUD AWS juga telah mendapat pelatihan sesuai standar Kementerian Kesehatan. Termasuk kesiapan dan peralatan Hemodialisa.
Dalam kesempatan tersebut ia pun menegaskan meski demikian, sejauh ini belum ada pasien anak yang mengalami gangguan ginjal dirawat di RSUD AW Sjahranie.
“Belum ada kasus GGAPA, tapi sebagai upaya antisipai sebaiknya para orangtua berkonsultasi terlebih dulu ke dokter terkait larangan obat sirop. Karena tidak semua obat sirop tercemar,” ujarnya mengomentari terkait instruksi larangan produk obat sirop pada anak. (KRV/pt)
Sumber: Niaga Asia