Kesehatan

Pengalaman Vaksin Lansia, Akhirnya Bisa Lindungi Diri dan Keluarga

  •   Nichita Heryananda Putri
  •   3 Maret 2021
  •   4:48pm
  •   Kesehatan
  •   1202 kali dilihat

SAMARINDA— Lansia diprioritaskan memperoleh vaksinasi yang tergolong kelompok rentan karena tingkat risiko keparahannya lebih tinggi jika tertular Covid-19.

Vaksinasi Covid-19 sudah mulai dilakukan di Kota Samarinda untuk kategori lanjut usia (lansia). Warga bisa mendaftarkan secara mandiri melalui link samarinda.kemkes.go.id dan memilih fasilitas layanan kesehatan terdekat.

Seperti pasangan suami istri Marsono (71) dan Nurlianti (64). Keduanya telah menerima vaksin di Klinik Media Farma Jalan Lambung Mangkurat Samarinda. Setelah dilakukan berbagai pemeriksaan kesehatan dengan pertimbangan dan persyaratan faktor risiko penerima vaksin pada Selasa (2/3/2021).

“Alhamdulillah setelah mendaftar online, beberapa hari kemudian dipanggil dan akhirnya divaksin sesuai prosedur kesehatan di faskes yang dipilih. Kami secara langsung bisa lebih melindungi diri dan keluarga serta lingkungan sekitar,” kata Marsono saat dihubungi via telpon, Rabu pagi (3/3/2021).

Lebih lanjut Marsono menceritakan prosedur kesehatan sebelum divaksin untuk lansia lebih panjang. Selain pemeriksaan seperti gula darah, tekanan darah, berat dan tinggi badan, kolesterol, ada proses skrining khusus dan juga berbagai pertanyaan tambahan untuk memastikan kondisinya sebelum divaksin.

Adapun beberapa pertanyaan tambahan tersebut antara lain: 

* Apakah mengalami kesulitan untuk naik 10 anak tangga?
* Apakah sering merasa kelelahan?
* Apakah memiliki paling sedikit 5 dari 11 penyakit (Hipertensi, diabetes, kanker, penyakit paru kronis, serangan jantung, gagal jantung kongestif, nyeri dada, asma, nyeri sendi, stroke, dan penyakit ginjal)?
* Apakah mengalami kesulitan berjalan kira-kira 100-200 meter?
* Apakah mengalami penurunan berat badan yang bermakna dalam setahun terakhir?

Dilansir dari Kompas.com apabila ada tiga atau lebih jawaban "ya" pada pertanyaan tersebut, maka vaksin tidak dapat diberikan. Oleh karena itu, untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, calon penerima vaksinasi kategori lansia diharapkan memberikan keterangan sesuai dengan kondisi sebenarnya. Ini juga dilakukan agar efek vaksin yang diberikan bisa bekerja maksimal.

Saat ditanya mengenai efek samping, Marsono yang pernah menjadi Orang Tanpa Gejala (OTG) pada Desember 2020 lalu mengungkapkan bahwa setelah divaksin dirinya tidak merasakan gejala aneh di tubuh. Merasa sehat seperti sediakala dan melakukan aktivitas biasa.

“Setelah divaksin, 30 menit diobservasi. Tidak ada masalah di tubuh saya, pun sampai hari ini sama. Tetapi memang untuk istri saya, merasakan agak tegang di lengan yang divaksin. Tapi itu kan biasa. Kalau untuk efek lain di tubuh tidak ada. Setelah 28 hari nanti kembali untuk vaksin lanjutan,” bebernya.

Dikutip dari Global Times, efek samping vaksin Sinovac pada lansia disebut berkisar reaksi ringan hingga sedang. Paling sering dilaporkan adalah nyeri di tempat suntikan dan demam. Sebagian besar reaksi itu terjadi dalam tujuh hari setelah vaksinasi dan peserta pulih dalam waktu 48 jam.

Dengan pengalamannya divaksin, Marsono berharap semua masyarakat terutama lansia agar tidak takut untuk mengikuti vaksinasi Covid-19 yang tengah berlangsung dan disediakan Pemerintah. Meskipun telah terpapar, tetap harus vaksin. Karena antibodi bawaan bisa menurun setelah tiga bulan kemudian. Menurutnya, dengan turut di vaksin Covid-19 maka akan terbentuk kembali imun booster dalam tubuh dan bisa sebagai pelindung diri.

“Mumpung gratis, ayo kita semua vaksin. Vaksin menguntungkan, bisa melindungi diri kita dan keluarga. Kalau punya antibodi kuat, tidak terpapar virus artinya kita tidak akan menularkan ke orang lain juga. Kalaupun nantinya tertular Covid, tapi dampaknya tidak terlalu berat karena sudah divaksin,” imbuhnya. (cht/pt)