Kesehatan

Dua Pasien Konfirmasi Omicron Meninggal Dunia

  •   pipito
  •   24 Januari 2022
  •   1:21pm
  •   Kesehatan
  •   566 kali dilihat

Samarinda - Kementerian Kesehatan menginformasikan sebanyak dua kasus konfirmasi Covid 19 varian Omicron meninggal dunia. Kedua kasus tersebut merupakan pelaporan fatalitas pertama di Indonesia akibat varian baru yang memiliki daya tular tinggi. Kedua pasien tersebut memiliki komorbid.

Hal tersebut diinformasikan Juru bicara Kementerian Kesehatan, dr. Siti Nadia Tarmizi di Siaran Pers Kementerian Kesehatan, Sabtu (22/1).

“Satu kasus merupakan transmisi lokal, meninggal di Rumah Sakit Sari Asih Ciputat. Sedangkan yang satu  lagi merupakan Pelaku Perjalanan Luar Negeri, meninggal di RSPI Sulianti Saroso,”ucapnya membeberkan.

Lanjutnya, hingga Sabtu (22/1) tercatat 3.205 penambahan kasus baru COVID-19, 627 kasus sembuh, dan 5 (lima) kasus meninggal akibat terpapar COVID-19.

“Kenaikan kasus baru konfirmasi merupakan implikasi dari peningkatan kasus konfirmasi Omicron di Indonesia. Dimana sejak 15 Desember hingga saat ini secara kumulatif tercatat 1.161 kasus konfirmasi Omicron ditemukan di Indonesia, “sambungnya menambahkan.

Dalam hal ini berbagai upaya dilakukan Pemerintah dalam antisipasi penyebaran Covid-19 varian Omicron di Indonesia, mulai dari menggencarkan 3T terutama di wilayah pulau Jawa dan Bali, peningkatan rasio tracing, menjamin ketersediaan ruang isolasi terpusat, menggencarkan akses telemedisin, serta meningkatkan rasio tempat tidur untuk penanganan COVID-19 di rumah sakit.

Yang terbaru, Kementerian Kesehatan juga telah mengeluarkan aturan baru untuk penanganan konfirmasi Omicron di Indonesia, yang tertuang dalam Surat Edaran Menteri Kesehatan RI Nomor HK.02.01/MENKES/18/2022 tentang Pencegahan dan Pengendalian Kasus Covid-19 Varian Omicron yang ditetapkan pada 17 Januari 2022.

“Melalui Surat Edaran ini, penanganan pasien konfirmasi Omicron sesuai dengan penanganan COVID-19, dimana untuk kasus sedang sampai berat dilakukan perawatan di rumah sakit, sementara tanpa gejala hingga ringan, difokuskan untuk Isolasi mandiri dan Isolasi Terpusat” jelas dr. Nadia. (pt)