KalaFest, Menggali Potensi Ekonomi Syariah di Kaltim
Samarinda - Dalam rangka mendukung pengembangan ekonomi dan keuangan syariah (Eksyar), Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Timur menyelenggarakan Kaltim Halal Festival (KalaFest).
Rangkaian acara KalaFest kali ini diisi dengan Seminar Ekonomi dan Keuangan Syariah yang mengangkat tema Menakar Peluang dan Tantangan Pengembangan Ekonomi dan Keuangan Syariah di Kaltim, berlangsung di Hotel Fugo, Samarinda, Kamis (30/5).
Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) Bayuadi Hardiyanto mengungkapkan bahwa Kaltim, dengan kekayaan alam yang melimpah, siap menyambut era baru dalam pengembangan ekonomi dan keuangan syariah.
"Perekonomian Kaltim terus maju pesat dengan pertumbuhan PDRB sebesar 6,22 persen pada tahun 2023, cukup besar dibandingkan provinsi lain di Indonesia," jelasnya.
Namun, Bayu juga menyoroti tantangan yang perlu dihadapi, yakni literasi masyarakat tentang ekonomi syariah yang masih perlu ditingkatkan. Hal ini menjadi salah satu rintangan utama dalam pengembangan sektor tersebut. Selain itu, potensi sumber daya manusia juga perlu dikembangkan lebih lanjut.
Bank Indonesia berupaya turut berpartisipasi dalam meningkatkan kesadaran mengenai peluang dan tantangan dalam pengembangan ekonomi dan keuangan syariah di Kaltim.
Dengan demikian, kegiatan KalaFest diharapkan dapat meningkatkan literasi masyarakat Kaltim tentang ekonomi syariah serta meningkatkan minat dan partisipasi masyarakat.
Kegiatan ini juga sebagai upaya untuk meningkatkan sinergi antara berbagai pemangku kepentingan, khususnya pemerintah daerah, praktisi, akademisi, organisasi, dan Bank Indonesia.
Salah satu indikator yang menunjukkan perkembangan ekonomi syariah di Kaltim adalah sektor halal, khususnya jumlah produk tersertifikat halal yang mencapai 6.572 hingga Mei 2024.
Kedepannya, perlu penguatan dan komitmen bersama untuk mendukung akselerasi sertifikasi halal bagi pelaku usaha di Kaltim. Hal ini mengingat pentingnya peran industri halal untuk menciptakan lapangan kerja, meningkatkan pendapatan, serta memperluas basis ekonomi syariah sehingga berkontribusi positif pada pertumbuhan ekonomi daerah.
Potensi ekonomi syariah sangat besar, terutama dengan kehadiran Ibu Kota Negara (IKN) yang akan menjadi magnet ekonomi baru dan menimbulkan efek berganda pada proses industri syariah di Kaltim. Sinergi antara pengembangan IKN dan industri halal akan membuka peluang baru, khususnya dalam pariwisata dan infrastruktur syariah, serta memperkuat posisi Kaltim sebagai pusat ekonomi syariah di Indonesia. (Prb/ty)
foto : Ade