Berita

TRISAKTI: Senjata Ampuh untuk Mewujudkan Indonesia Maju, Berdaulat, Mandiri dan Berbudaya

  •   pipito
  •   3 Juli 2023
  •   4:59pm
  •   Berita
  •   4265 kali dilihat

KEMENKO PMK - Dalam pidato peringatan 17 Agustus 1964, Presiden Soekarno mengemukakan gagasan Trisakti yang mencakup tiga aspek penting, yaitu berdaulat dalam politik, berdikari dalam bidang ekonomi, dan berkepribadian dalam berkebudayaan. Gagasan ini muncul sebagai respons terhadap pengalaman kolonialisme yang berdampak negatif terhadap mental bangsa, ketergantungan sistem perekonomian pada pasokan asing, serta kerusakan budaya bangsa yang mengaburkan semangat gotong royong sebagai modal sosial dalam memperkuat solidaritas politik dan ekonomi Indonesia. Secara singkat, Trisakti mengajarkan tiga prinsip untuk membangkitkan semangat kejayaan nusantara.

Dalam konteks saat ini, di mana globalisasi semakin menyatukan dunia tanpa batas dan kemajuan teknologi informasi yang pesat, akses terhadap informasi menjadi semakin mudah. Era digital membawa perubahan yang cepat dan signifikan. Berita dan informasi disampaikan secara waktu nyata (real-time), dan berbagai aspek dapat langsung memengaruhi masyarakat, termasuk budaya, ekonomi, politik, olahraga, sosial, dan lainnya dari seluruh penjuru Indonesia dan dunia. Keadaan ini memiliki potensi keuntungan sekaligus ancaman dalam pembangunan bangsa.

Saat ini, Indonesia sedang menuju era Indonesia Emas pada tahun 2045. Pada tahun 2030, Indonesia diproyeksikan mengalami puncak bonus demografi, di mana penduduk usia produktif (15-60 tahun) diperkirakan mencapai 190 juta atau 69,3% dari total penduduk. Jika potensi ini dikelola dengan baik, akan menjadi modal penting dalam mencapai Indonesia Emas 2045 dan meningkatkan peringkat Indonesia menjadi negara maju. Namun, jika tidak dikelola dengan baik, dapat timbul masalah sosial yang beragam. Dalam situasi dan kemungkinan yang ada, Indonesia harus dapat merespons dengan cepat dan memastikan strategi yang tepat agar dapat mengambil keuntungan dari perubahan global, bukan sebaliknya menjadi kalah oleh perubahan tersebut.

Oleh karena itu, dalam berbagai kesempatan, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy terus mengingatkan agar generasi post-milenial atau Gen Z terus dipantau dan dibina melalui pendidikan dan berbagai aktivitas positif agar tetap berada pada jalur yang tepat dan kelak menjadi generasi usia produktif yang mendorong kemajuan Indonesia.

"Trisakti adalah senjata paling ampuh jika kita ingin mewujudkan Indonesia sesuai dengan cita-cita dalam proklamasi kita. Kita harus benar-benar melibatkan generasi post-milenial atau Gen Z. Revolusi Mental harus mampu menggema dan mengubah cara berpikir, bersikap, bertindak, serta menanamkan tiga gagasan Trisakti kepada generasi yang menentukan masa depan bangsa," jelas Menko PMK Muhadjir Effendy.

Untuk memastikan pembangunan menuju Indonesia Emas 2045 berjalan dengan baik, Pemerintah telah melakukan berbagai upaya dan intervensi, mencari solusi untuk setiap persoalan, dan mengakselerasi pelaksanaan setiap kebijakan. Namun, semua ini tidak dapat diselesaikan hanya oleh pemerintah. Dari berbagai penelitian, terungkap beberapa persoalan yang muncul sebagai dampak dari globalisasi, kemajuan teknologi informasi, dan digitalisasi, seperti maraknya perdagangan online dan pergeseran tenaga kerja manusia menjadi berbasis mesin (otomatisasi mesin). Dampak lainnya terkait dengan teknologi informasi, yang meskipun sangat canggih, ternyata memberikan celah bagi pengacau untuk menyebarkan informasi palsu (hoaks) demi keuntungan pribadi atau menciptakan fitnah yang memecah belah.

Kecanggihan teknologi informasi belum diimbangi oleh tingkat literasi dan pemikiran yang kuat, kreativitas, serta inovasi masyarakat Indonesia. Pragmatisme, hedonisme, dan sekularisme membuat masyarakat Indonesia cenderung menjadi konsumtif atau pasar bagi produk-produk dari luar negeri. Jika hal ini dibiarkan tanpa pengelolaan yang baik, dapat mengubah pola pikir masyarakat Indonesia dan pada akhirnya merusak nilai-nilai sosial budaya karena berbagai pengaruh budaya asing yang menggerus budaya bangsa Indonesia.

Dengan berbagai persoalan dan isu kebangsaan, politik, ekonomi, sosial, dan budaya yang ada, sangat relevan jika kita kembali merenungkan dan mengamalkan Trisakti yang diwariskan oleh Bung Karno. Melalui Sarasehan Revitalisasi Trisakti yang digagas oleh Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, bertujuan untuk menggali dan memperkuat kembali nilai dan semangat Trisakti sebagai dasar dalam membangun karakter bangsa. Tujuan dari sarasehan ini adalah: Mengetahui potensi yang perlu dilakukan untuk merevitalisasi Trisakti di masa sekarang dan yang akan datang; Mengidentifikasi permasalahan, tantangan, dan peluang yang dihadapi dalam merevitalisasi Trisakti; Mengetahui isu strategis Trisakti; dan terakhir, Memperoleh rekomendasi kebijakan dan strategi dalam menerapkan Trisakti dalam pembangunan karakter bangsa.

Rangkaian kegiatan Sarasehan Revitalisasi Trisakti akan dilaksanakan mulai dari hari Senin hingga Rabu, tanggal 3-5 Juli 2023, di Aula Heritage Kemenko PMK, dengan pembukaan langsung oleh Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Prof. Dr. Muhadjir Effendy, M.AP, yang juga akan menjadi pembicara utama. Pada hari pertama, Senin, 3 Juli 2023, sarasehan akan membahas tema "Kedaulatan dalam Bidang Politik," dengan tiga pembicara, yaitu Prof. Dr. Ermaya Suradinata, SH, MH., MS., selaku Dewan Pakar Badan Pembinaan Ideologi Pancasila; Airlangga Pribadi Kusman, Ph.D., pengajar di Departemen Politik Universitas Airlangga dan Penulis Buku "Merahnya Ajaran Sukarno, Narasi Pembebasan Ala Indonesia"; dan Dr. Phil. Panji Anugrah Permana, S.IP, M.Si, Dosen Ilmu Politik Universitas Indonesia.

Hari kedua, Selasa, 4 Juli 2023, akan membahas tema "Berdikari di Bidang Ekonomi" dengan pembicara: Prof. Nunung Nuryartono, Guru Besar Bidang Pembangunan Ekonomi IPB sekaligus Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kesejahteraan Sosial Kemenko PMK; Dr. Arif Budimanta, Staf Khusus Presiden Bidang Ekonomi; dan Tri Mumpuni, Anggota Dewan Pengarah BRIN.

Pada hari terakhir, Rabu, 5 Juli 2023, akan dibahas tema "Berkepribadian dalam Kebudayaan" dengan tiga pembicara, yaitu: Prof. Abdul Mu'ti, Sekretaris Umum PP Muhammadiyah dan Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah; Yudi Latif, Ph.D., seorang cendekiawan sekaligus Penulis "Negara Paripurna: Historisitas, Rasionalitas, Aktualitas Pancasila"; dan terakhir, Sabrang Mowo Damar Panuluh, CEO Symbolic.id sekaligus musisi.

Dengan adanya Sarasehan Revitalisasi Trisakti ini diharapkan dapat menggerakkan semangat gotong royong dan kebanggaan sebagai bangsa Indonesia dalam mencapai Indonesia yang maju, berdaulat, mandiri, dan berbudaya. (pt)

#AyoBerubah
#RevolusiMental
#SarasehanTrisakti
#GelarKaryaRM


Sumber: Pers Rilis Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK)