Berita

Tinjau Ruang Sentra Analitik Data, Sekda Usulkan Pendataan Tematik

  •   Khajjar Rohmah
  •   10 April 2023
  •   8:42pm
  •   Berita
  •   784 kali dilihat

Samarinda - Saat kunjungannya meninjau langsung Ruang Sentra Analitik Data di Kantor Diskominfo Kaltim, Sekda Provinsi Kaltim Sri Wahyuni mengusulkan agar data-data yang diinput dilakukan secara tematik. 

Artinya, data-data yang diinput dan dianalisis, dikelompokkan dengan tema tertentu yang sesuai dengan prioritas pembangunan daerah.  

"Per tematik saja. Misal tematik tentang penanganan kemiskinan leading sector pengampu datanya dari Bappeda dan Dinas Sosial. Lalu transformasi ekonomi dari pertanian dan pariwisata," kata Sri Wahyuni di hadapan Kepala Diskominfo Kaltim, Muhammad Faisal dan para staf IT Sentra Analitik Data, Senin (10/4/2023). 

Dengan begitu, menurutnya ketersediaan analisis data bisa sesuai dengan kebutuhan daerah. Pemenuhan input datanya pun akan lebih berfokus pada prioritas persoalan yang dihadapi. 

Hal itu juga diamini Tim IT Platform Sentra Analitik Data, Erick Karya Nugraha. Direktur PT Enygma Solusi Negeri ini mengungkapkan, Sentra Analitik Data bertujuan sebagai penguatan informasi agar pemerintah daerah dapat mengimplementasikan kebijakan berbasis data. Usulan penginputan data secara tematik itu, kata dia sejalan dengan tujuan tersebut.

"Betul juga, tematik tapi lengkap. Dari pada terlalu banyak data tapi bolong-bolong," kata Erick menanggapi usulan data tematik dari Sekda Kaltim. 

Ia juga menjelaskan, Sentra Analitik Data merupakan ruang kerja kolaboratif untuk seluruh Perangkat Daerah (PD). Output suatu PD adalan input dari PD lainnya. Oleh karena itu, diperlukan saling kerja sama dan keterkaitan antar perangkat daerah di internal pemerintah provinsi. 

"Platform Sentra Analitik Data ini adalah perwujudan dari Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik atau SPBE. Sifat kerjanya berdasarkan metadata, point and shoot," tandasnya. 

Erick juga memaparkan, data yang ada dalam platform ini dilengkapi dengan analisis geospasial berbasis peta. Sehingga, dapat mendeteksi langsung kevalidan data berdasarkan lokasi. 

"Misal kita bisa men-shoot langsung sekolah yang berdiri di area hutan lindung atau area konsesi tambang. Itu bisa terlihat," ungkapnya. 

Dalam kesempatan itu, turut hadir Adi Humaidi selaku Communication and Partnership Indonesia Indicator. Ia menjelaskan terkait Intelligent Media Analytics (IMA) yang merupakan platform artificial intelligence untuk menganalisis isu di media. Hal ini penting bagi instansi pemerintahan dalam mengcounter isu-isu negatif maupun hoaks yang sering beredar secara daring. (KRV/pt)