Berita

Pemuda PELOPOR Berau Sajikan Kopi dan Bokko Defender

  •   Teguh Prasetyo
  •   23 Agustus 2021
  •   1:00pm
  •   Berita
  •   442 kali dilihat

Berau -Tim Penilai Pemuda Pelopor Kalimantan Timur terdiri dari Aswanda, Nunung Suryani, Rusmulyadi dan Suwardi Sagama melanjutkan fact finding atau peninjauan lapangan guna mensinkronkan fakta lapangan dengan proposal yang disampaikan, kali ini di Kabupaten Berau.

Dua pemuda pelopor Bumi Batiwakkal ini mengangkat kepeloporan di Bidang Pangan serta Bidang Sumber Daya Alam, Lingkungan dan Pariwisata.

Tiba di Kota Tanjung Redeb jelang maghrib karena pesawat yang ditumpangi tim mengalami delay hingga 7 jam lamanya, tim langsung menuju seduh kopi berau yang berada di kompleks BI Jalan Durian.
Disambut Rio Pratama, pemuda pelopr yang mengangkat seduh kopi berau serta mengenalkan kopi sumber mulya asli Kabupaten Berau.

"Banyak petani yang mengeluh terkait pasar penjualan kopi mereka, selain itu mereka juga mengeluh dengan nilai jual kopi yang juga rendah, sehingga banyak petani yang tidak lagi merawat kopinya dengan baik, bahkan banyak dari mereka telah menggantinya menjadi komoditi lain,"jelasnya.

Dirinya bermimpi untuk terciptanya komoditi kopi asli Kabupaten Berau yang bisa berdaya saing secara Nasional dan Internasional.

Keesokan harinya tim menuju Kampung Sumber Mulya berada di Kecamatan Talisayan Kabupaten Berau dengan jarak tempuh dari kota Tanjung Redeb berkisar 6 - 7 jam guna bertemu Ibu Helmina petani kopi.

"Saat ini penjualan kopi liberika Sumber Mulya yang diproduksi oleh Ibu Helmina, perlahan meningkat. Di awal penjualan harga per kilonya berkisar Rp. 15.000/kg, saat ini mencapai harga Rp. 30.000/kg. Upaya yang saya lakukan saat ini telah sampai pada bagaimana mendorong produk kopi ini menjadi komoditi unggulan hasil perkebunan Kabupaten Berau dengan menyasar pasar lokal Berau,"jelas Rio.

Puas mengulik kepeloporan Rio, hari ke-3 tim langsung menuju pulau Derawan guna meninjau kepeloporan Kike Rizky Amalia yang betujuan untuk menyelamatkan populasi Penyu yang menjadi salah satu satwa utama di Kabupaten Berau.

"Bokko’ Defender Indonesia pada tahun 2018 dengan rancangan sendiri, yang betujuan untuk menyelamatkan Penyu di Kabupaten Berau itu sendiri yang sudah mulai terancam populasinya. Penyebab dari berkurangnya populasi dari Penyu itu sendiri adalah faktor dari manusia dan dari alam itu sendiri,"jelas Kike.

Hal yang masuk dalam kegiatan Bokko’ Defender itu sendiri adalah menjaga kelestarian ekosistem tempat tinggal dari satwa langka ini dengan cara memberikan edukasi dengan masyarakat sekitar, melakukan transplantasi terumbu karang, membersihkan pantai dari sampah plastik, melakukan penanaman hutan bakau, dan membantu pihak konservasi menjaga telur.

"Maka itu pentingnya menjaga terumbu karang dan tidak melakukan eksploitasi berlebihan terhadap biota laut lainnya. Terumbu karang adalah pemecah gelombang yang efektif yang menghilangkan energi gelombang dengan memecah ombak di tepi laut,"tutupnya.

Tim berkesempatan melihat secara langsung penanaman terumbu karang dengan media besi yang telah dirangkai diberi jarak. (ppiddisporakaltim/tp/pt)