Berita

Kolaborasi dan Inovasi Untuk Sosialisasi Penurunan Stunting

  •   Bagus Setiawan
  •   5 April 2024
  •   4:56am
  •   Berita
  •   449 kali dilihat

Samarinda - Tantangan terbesar dalam penanganan stunting adalah sumber daya manusia (SDM). Karena, meskipun sarana dan prasarana sudah terbangun, meskipun sudah memiliki program dan kegiatan yang baik, namun jika manusianya tidak memiliki komitmen yang kuat terhadap penurunan stunting, maka hal itu akan percuma. Karena itu SDM memegang peran penting dan strategis .

Hal tersebut disampaikan saat Pj Gubernur Kalimantan Timur Akmal Malik menjadi bintang tamu Podcast yang lakukan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Kaltim. (4/4)

"Informasi mengenai stunting melalui podcast seperti ini sangat bagus , akan tepat sasaran untuk generasi muda terutama Gen Z" ujar Akmal

Dirjen Otonomi Daerah Kemendagri ini mengungkapkan prevalensi stunting Kaltim pada 2023 adalah 22,9 persen atau mengalami penurunan sebanyak 1 persen dari tahun 2022 (23,9 persen). Namun angka tersebut masih lepas dari target dikisaran 16-20 persen.

“Ini langkah yang baik, karena sudah memahami sasaran. Semoga bisa menggugah kader di akar rumput, pengusaha dan seluruh pemangku kepentingan untuk dapat bersinergi dan berkolaborasi aktif melakukan percepatan penurunan stunting di Kaltim,” ujar Pj Gubernur Kaltim.

Akmal Malik berharap kepada setiap remaja putri SD, SMP, SMA yang sudah mengalami menstruasi agar terus penuhi makan yang bernutrisi dan minum pil penambah darah, hal tersebut bagian dari program pencegahan stunting.

"Bagi remaja putri sering sering minum pil penambah darah dan makan makanan yang bernutrisi lengkap" ungkapnya.

Pj Gubernur Kaltim juga mengungkapkan untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya percepatan penurunan Stunting, diperlukan kader dan Sumberdaya Manusia yang aktif dalam sosialisasi.

" Jangan omon-omon saja, yg penting aksinya "

Dalam podcast tersebut Akmal di dampingi Kepala dinas Komunikasi dan Informatika Kaltim Muhammad Faisal, Kepala Dinas Kependudukan, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Noryani Sorayalita, dan Kepala BKKBN Kaltim sunarto.(Bgs/ty)