Berita

Gelar Jumpa Pers Rutin, Diskominfo Kaltim Hadirkan Empat Narasumber Bahas MTQ Nasional

  •   Khajjar Rohmah
  •   31 Mei 2024
  •   3:08pm
  •   Berita
  •   384 kali dilihat

Samarinda – Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Kalimantan Timur (Diskominfo Kaltim) kembali menggelar jumpa pers rutin bulanan. Dalam jumpa pers kali ini, Diskominfo menghadirkan empat narasumber khusus membahas terkait penyelenggaraan Musabaqoh Tilawatil Qur'an Nasional (MTQN) ke-30 Tahun 2024 di Kaltim dan Ibu Kota Nusantara (IKN).

Narasumber yang dihadirkan di antaranya adalah Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Kaltim, Sri Wahyuni yang juga menjabat sebagai Ketua Panitia MTQ Nasional ke-30. Tak sendiri, Sekda Kaltim didampingi oleh Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Kaltim, Ririn Sari Dewi dan Kepala Biro Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Dasmiah.

Dari pihak swasta, hadir Bendahara Umum Dewan Pimpinan Daerah Perhimpunan Usaha Taman Rekreasi Indonesia (DPD PUTRI) Kaltim, Vandim dan General Manager SwissBell Hotel Samarinda Wied Paramartha.

Kepala Diskominfo Kaltim, Muhammad Faisal menjelaskan pihaknya akan rutin menggelar jumpa pers khusus yang membahas update penyelenggaraan MTQ Nasional di Benua Etam. Hal tersebut dilakukan demi mendukung suksesnya penyelenggaraan MTQ Nasional di Kalimantan Timur. Serta mengoptimalkan publikasi informasi terkait MTQ Nasional kepada masyarakat.

”Selama tiga bulan pra penyelenggaraan MTQ Nasional, Juni, Juli, dan Agustus  akan kita buat edisi khusus untuk konferensi pers. Khusus kita bahas secara tematik terkait MTQ,” jelas Faisal saat membuka sesi Jumpa Pers bersama awak media di Ruang WIEK Diskominfo Kaltim, Jumat (31/5/2024).


Penyelenggaraan MTQ Nasional sendiri dijadwalkan pada 6-16 September 2024. Para narasumber yang hadir memaparkan terkait kesiapan Kaltim sebagai tuan rumah MTQ Nasional. Mulai dari pra kegiatan, penyambutan kafilah, rangkaian acara, hingga venue setiap cabang lomba.

Sementara dari pihak swasta, menyampaikan komitmen dukungan penyelenggaraan MTQ dari sisi pariwisata dan okupansi ketersediaan kamar hotel untuk menampung ribuan tamu kafilah dari luar daerah. (KRV/pt)