Bicara di Forum DTI-CX 2024, Faisal Ajak Sektor Swasta Gotong Royong Bangun Akses Digital di Daerah
Jakarta – Ketua Asosiasi Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Seluruh Indonesia (ASKOMPSI) Muhammad Faisal menjadi salah satu pembicara dalam diskusi panel di forum nasional, Digital Transformation Indonesia Conference and Expo (DTI - CX) 2024.
Tema yang diangkat dalam diskusi panel tersebut adalah utilitas dan infrastruktur dengan topik, "Investing in Digital Infrastructure: Strategies for Public and Private Sector Collaboration".
Dalam forum nasional itu, Faisal yang juga menjabat sebagai Kepala Diskominfo Kalimantan Timur (Kaltim) menjelaskan kondisi infrastruktur digital di daerahnya. Ia menyebut, kehadiran Ibu Kota Nusantara (IKN) telah mempercepat pembangunan infrastruktur telekomunikasi di Kaltim.
"Kami di daerah cukup kaget dengan perkembangan infrastruktur telekomunikasi yang cukup cepat karena terdampak positif dari pembangunan IKN. Padahal puluhan tahun yang lalu, akses telekomunikasi dan internet itu sulit sekali," kata Faisal menyampaikan pengantar dalam diskusi panel DTI-CX 2024 di Conference Room 2 Assembly Hall JCC Senayan, Rabu (31/7/2024).
Meski demikian, tak dimungkiri masih ada daerah blankspot di Kalimantan Timur. Faisal menyebut persentase area blankspot di Kaltim berada di kisaran 20 hingga 25 persen. Atau sekitar 200 hingga 225 desa. Kondisi itu pula yang banyak dialami daerah di wilayah Indonesia timur lainnya.
Merespon situasi itu, Faisal pun mengajak semua pihak termasuk sektor swasta untuk berkolaborasi dalam membangun infrastruktur telekomunikasi di daerah. Dengan tujuan untuk mempercepat transformasi digital yang bukan sekadar angan-angan.
"Usaha kami di Pemprov Kaltim, kami ajak perusahaan yang punya site tambang atau pabrik sawit di daerah yang memiliki akses satelit, untuk memberikan CSR ke masyarakat sekitar. Dengan membantu menyambungkan jaringan telekomunikasi internet melalui Fiber Optik," terangnya.
Adapun pola lain yang ditawarkan Faisal adalah kerja sama gotong royong antara pemerintah pusat, daerah dan sektor swasta. Pemerintah pusat bisa mendanai pembangunan menara Base Transceiver Station (BTS), kemudian sektor swasta sebagai provider IT.
"Saya menggugah saja, kondisi eksistingnya seperti itu. Jangan berpikir profit oriented saja, karena masih ada rakyat kita yang kesulitan dapat akses telekomunikasi," tutup Faisal.
Diskusi panel di acara DTI-CX 2024 berlangsung interaktif, melibatkan empat pembicara lain. Di antaranya adalah Chief of Smart City Studies and Management Office Jakarta Smart City, Muhammad Agus Mubarok. Senior Vice President Head of Strategic Planning Enginering and Tecnology Division PT PP Persero Yusuf Maharani, Pengusaha IT asal Shenzhen Xie Xiaobao, dan Manager of Collaborative and Inovations, Yoke Susatyo. (KRV/pt)