Berita

Aksi Teatrikal Peristiwa Merah Putih , Edi : Generasi Muda Harus Warisi Semangat Perjuangannya

  •   Sefty Wulandari
  •   27 Januari 2023
  •   4:57pm
  •   Berita
  •   584 kali dilihat

Kutai Kartanegara - Penampilan aksi teatrikal gabungan pelajar menggambarkan peristiwa bersejarah Merah Putih di Sangasanga yang terjadi pada 76 tahun silam. Pertunjukkan itu mengangkat kisah tentang betapa gigihnya perjuangan para pejuang dalam melawan penjajahan.

Operet yang diperankan muda mudi Kutai Kartanegara (Kukar) itu sontak memukau seluruh peserta Upacara Peringatan Peristiwa Merah Putih Sangasanga pada Jum’at (27/01/2023) pagi, tak terkecuali Bupati Kukar Edi Damansyah.

Edi mengapresiasi kerja keras generasi muda yang mau mengetahui dan mereka ulang histori yang terjadi di tanah Kutai pada masanya tersebut. Baginya, ini menunjukkan bahwa api semangat anak muda untuk mengetahui sejarah dan meneruskan perjuangan belum padam.

“Kita harus terus mengenang, bahwa 76 tahun lalu dengan segala keterbatasan, mereka (pahlawan) berjuang untuk Indonesia dengan mengorbankan jiwa raga,” ujar orang nomor satu di Kutai Kartanegara ini.

Pria kelahiran Kutai Timur (Ngayau, Muara Bengkal) ini pun berharap peristiwa ini bisa memotivasi generasi saat ini untuk turut mewarisi semangat perjuangan dari para pendahulu yang telah gugur berjuang. Mengingat, banyaknya pejuang yang berkorban dalam mempertahankan keberadaan Sangasanga. 

“Ini harus menjadi semangat bagi generasi muda saat ini, harus mengingat perjuangan ini,” imbuhnya

 

Kilas balik sejarah Peristiwa berupa Perlawanan rakyat Sangasanga 76 tahun yang lalu membuktikan  bahwa mereka tidak rela dijajah oleh negara Belanda. Peringatan Peristiwa Merah Putih Sangasanga berawal ketika tentara Belanda (NICA) pada tahun 1945 menguasai Sangasanga yang kaya akan sumber minyak.


Berdasarkan catatan yang dimiliki markas ranting LVRI Sangasanga, hal itu membuat rakyat Sangasanga bersikeras mengusir Belanda dengan melakukan perlawanan tiada henti. 

Pejuang Sangasanga pun mengadakan rapat dan tercetuslah rencana merebut gudang senjata Belanda dengan cara mengalihkan perhatian penjajah kepada berbagai keramaian kesenian daerah pada di tahun 1947.


Di tengah keramaian itu, para pejuang membagikan senjata dan amunisi untuk merebut kekuasaan pada pukul 03.00 wita dini hari 26 Januari 1947. Perjuangan pun berhasil. Sehingga pada pukul 09.00 wita kota Sangasanga berhasil dikuasai pejuang, ditandai dengan diturunkannya bendera Belanda di Sangasanga Muara oleh La Hasan. Peristiwa bersejarah ini akhirnya diperingati pada tanggal 27 Januari setiap tahunnya.

Peringatan Peristiwa Merah Putih Sangasanga tahun 2023 ini dirangkai dengan berbagai kegiatan. Mulai dari upacara ziarah, tabur bunga di Taman Makam Pahlawan Batuah, upacara parade, penampilan teater, hingga ramah tamah dengan veteran dan janda veteran. Dengan diperingatinya momen bersejarah ini, tak hanya mengedukasi dan mengingat kembali histori namun menjadi upaya pelestarian sejarah yang harus diteruskan agar tidak berhenti, di satu masa saja, dan dapat diketahui generasi selanjutnya. (sef/pt)

Foto : Adding