Cerita Kopka Azmiadi, 30 Tahun Mengabdi sebagai TNI
Samarinda – Tak terlintas sedikit pun di benak Azmiadi, pria berpangkat Kopral Kepala (Kopka) yang sudah 30 tahun mengabdi sebagai prajurit Tentara Nasional Indonesia (TNI) ini, akan menjadi sosok terkenal.
Ketenaran namanya, bermula dari video amatir yang banyak direkam netizen saat peristiwa kemacetan panjang di Jalan Otto Iskandardinata Samarinda, Rabu (18/1/2023) lalu.
Kemacetan itu diakibatkan oleh truk trailer bermuatan mesin berat dengan nomor polisi N 8354 RE yang tidak kuat menanjak di area Gunung Manggah sejak pukul 02.30 WITA dini hari. Kondisi trailer tersebut memalang badan jalan sehingga, menyebabkan kemacetan parah hingga 16 jam lamanya.
Sebagai Bintara Pembina Desa (Babinsa) Kelurahan Sungai Dama, Kopka Azmiadi tak tinggal diam. Ia menjadi salah satu petugas yang berusaha menuntaskan kemacetan itu.
“Saya sudah pantau dari jam 2 dini hari. Tapi itukan jamnya orang tidur, nda ada yang bisa kita perbuat,” ungkapnya mengisahkan saat hadir dalam podcast mingguan Diskominfo Kaltim, Ngopi Sore edisi Kamis (2/2/2023) kemarin.
Belasan jam, trailer tak bergerak. Ratusan pengguna jalan pun harus memutar arah mencari alternatif lain. Aktivitas masyarakat terganggu dan arus distribusi BBM sempat tersendat.
“Akses penyuplai BBM terputus. Ada empat SPBU mati di sana. Di Pelita 2, Pelita 7, arah Mahkota, dan Anggana. Habis semua. Masyarakat sudah heboh,” kenang Kopka Azmiadi.
Melihat kacaunya situasi, ia nekat menggadaikan motor miliknya demi menyewa satu unit ekskavator untuk mengevakuasi truk trailer.
“Saat itu, ekskavator adalah satu-satunya solusi untuk meloloskan truk trailer dari gunung maut. Saya sudah dicecar, siapa yang bayar? Masyarakat sudah emosi karena aktivitas terganggu, sumpah serapah dan sebagainya.”
Benar saja, setelah berhasil menyewa ekskavator, truk trailer berhasil dievakuasi pada pukul 17.25 WITA sore. Dengan didorong satu unit ekskavator dan ditarik dua unit dump truck (DT) roda 10.
Aksi heroiknya itu lantas viral di dunia maya. Karena banyak video yang diunggah netizen dan pemberitaan media lokal yang mengisahkan kronologis kejadian.
Apresiasi dari warga sekitar hingga pejabat daerah datang bergilir kepada Kopka Azmiadi. Komandan Distrik Militer (Dandim) 0901 Samarinda, Kolonel Arm Novi Herdian memberikannya penghargaan sehari setelah peristiwa itu.
Wali Kota Samarinda, Andi Harun turut memberinya apresiasi berupa uang tunai Rp 10 juta dan satu unit kendaraan motor pada momentum perayaan HUT Kota Samarinda, Sabtu (21/1/2023).
Seminggu setelahnya, pria kelahiran Banda Aceh ini dipanggil oleh Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Dudung Abdurachman di Markas Besar (Mabes) TNI AD, Jakarta. Ia diganjar dengan kenaikan pangkat dari Kopka menjadi Sersan Dua atau Serda.
“Saya sempat merasa tidak percaya. Seumur-umur jadi tentara, baru sekali itulah saya masuk Mabes. Seorang Kopral Kepala Babinsa berhadapan dengan KASAD itu luar biasa,” ungkapnya terharu.
Padahal menurutnya, apa yang telah ia lakukan tidak seujung padi pun merupakan sebuah hal besar. Baginya, sudah menjadi tugasnya melakukan sesuatu yang bermanfaat bagi kepentingan umum.
Meski kini telah terkenal dan naik pangkat, Kopka Azmiadi tetap berkomitmen untuk menjadi pribadi yang rendah hati dan selalu membantu sesama.
Azmiadi yang bergabung sebagai serdadu TNI sejak tahun 1993 ini, akan terus mengawal dan membimbing masyarakat dalam bidang hukum dan keamanan di wilayahnya sesuai kapasitasnya sebagai Babinsa. (KRV/pt)