Pelaksanaan Solat Iduladha 1444 H Menyuarakan Makna Taqwa
Samarinda - Pagi ini, kami bersatu dalam kesucian untuk melaksanakan shalat 'Iduladha. Setelah kami menyelesaikan ruku' dan sujud, kita merasakan secara nyata rasa takwa yang kita miliki kepada Allah SWT.
Dalam keagungan-Nya, kita memuliakan nama-Nya, kita mengumandangkan takbir dan tahmid sebagai ungkapan dan pengakuan atas kebesaran Allah. Takbir yang kita ucapkan bukanlah sekadar kata-kata tanpa makna, tetapi mencerminkan pengakuan dalam hati yang menyentuh dan menggetarkan jiwa setiap orang yang beriman.
Hal tersebut disampaikan oleh Ustad Machnun Uzni, Wakil Sekretaris Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Kaltim, selaku Imam khatib setelah melaksanakan Sholat Iduladha pada tanggal 10 Dzulhijah 1444 H), di Lapangan Gor Segiri, Rabu (28/6/2023).
Dalam ceramahnya, Ustad Machnun Uzni menyampaikan bahwa momen Iduladha 1444 Hijriah tahun 2023 memberikan pesan yang penting bagi kehidupan kita, terutama dalam mengambil teladan dari Nabi Ibrahim AS dan keluarganya.
Pesan tersebut mencakup bagaimana membangun ketahanan keluarga, kesetiaan, perjuangan dan pengorbanan yang pada akhirnya tumbuh dalam keluarga itu.
"Ismail adalah contoh ketangguhan yang melahirkan generasi-generasi yang akan menjadi inspirasi bagi kita semua," ujar Machnun Uzni.
Dia menjelaskan bahwa teladan dari Nabi Ibrahim dan keluarga serta rangkaian ibadah haji yang kita peringati bersama hari ini adalah semangat kebersamaan.
Ini adalah gambaran sebuah keluarga saleh yang mengutamakan perintah Allah daripada segala sesuatu yang lain. Ayah dan anak saling membantu dan memberikan dukungan satu sama lain untuk melaksanakan perintah Allah. Dialog indah antara keduanya tercatat dalam Al-Qur'an sebagaimana yang diceritakan oleh Allah SWT:
"Hai anakku, sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu, maka berilah pendapatmu. Ismail menjawab: Wahai ayahku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu. InsyaAllah, engkau akan mendapatiku termasuk orang yang sabar." (QS As-Saffat: 102).
Dari kisah ini, kita dapat melihat bagaimana kita semua menuju titik yang sama, yaitu ketaatan dan takwa kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Selain itu, ibadah penyembelihan hewan kurban yang akan datang juga mengandung nilai-nilai bagaimana kita membangun kedermawanan sosial dan berbagi dengan sesama manusia.
"Ada keuniversalan dalam kehidupan ini dan pesan yang terkandung dalam kurban," jelasnya.
Dia juga menyampaikan bahwa pemotongan hewan kurban akan dilaksanakan berdasarkan instruksi dari pimpinan pusat Muhammadiyah, yaitu pada hari Kamis (29 Juni 2023).
Menurutnya, hal ini merupakan bagian dari toleransi antar umat beragama, terutama umat Muslim baik dari Muhammadiyah maupun Nahdlatul Ulama (NU).
"Pimpinan pusat menyarankan kepada kita semua untuk menjadi bagian dari toleransi ini, mengingat sebagian orang masih melaksanakan kegiatan Iduladha esok hari. Oleh karena itu, kita dianjurkan untuk memulai penyembelihan hewan kurban mulai hari Kamis atau besok agar kita dapat merayakan syiar ini dengan sepenuhnya," tutupnya. (rey/pt)